Tuesday, December 21, 2010

My struggle one...

Oktober tahun lalu, telpon pada satu pagi membuat hati ku kecut. Suara papa terdengar tegas dan singkat “segera pulang ke Belitung!. Kita tidak jadi bertemu di Bangka, mama kurang sehat”. Hatiku berdesir. Ini bukan instruksi biasa. Jika mengacu pada rencana, besok mama papa akan berangkat ke Bangka, dan aku menyusul satu hari kemudian langsung dari Bandung. Kami akan bertemu di acara silaturahim keluarga pelepasan saudara terkasih menuju tanah suci. Moment yang kutunggu-tunggu karena akan bertemu sanak keluarga.

Pagi itu, suara papa di seberang menyiratkan ‘sesuatu’ terjadi. Aku tak bisa menahan kegelisahan, dan ingin semuanya lebih jelas bagiku. Aku menelpon balik, minta tolong disambungkan kepada mama. Jeda sesaat, terdengar suara di seberang…… dan air mataku tumpah seketika. Papa mengambil alih telpon, menegaskan singkat ‘mama kena stroke, stroke ringan’. Oke..semua jelas. Aku dan kakakku diam sesaat, mengolah semua informasi yang mengejutkan ini, dan memutuskan segera pulang. Kuhubungi teman untuk mengurus tiket, kami langsung bersiap.

Setelah menempuh perjalanan Bandung-Jakarta, Jakarta-Belitung, sekitar pukul 4 sore kami tiba di rumah. Beberapa kerabat dan teman dekat keluarga tampak di teras ketika kami tiba. Semua seperti sedang menunggu kami. Begitu masuk kamar, mendapati sosok mama terkulai tak berdaya di tempat tidur…kuberitahu teman, itu bukan situasi yang mudah bagiku. Aku sudah berjanji pada diriku untuk sekuat mungkin tidak menangis, tapi aku kalah….

Inilah masa-masa di mana kami saling menguatkan sebagai satu keluarga. Semua terpukul, tetapi kami memilih untuk tak terpuruk. Saling memahami satu sama lain, kami semua sepakat bahwa mama harus tetap diajak bergembira. Untuk cepat beradaptasi dengan semua situasi ini, rumusnya hanya satu yaitu “menerima”. Satu persatu dari kami berusaha mendidik keras diri kami untuk legowo dan menerima semua apa adanya. “Penerimaan” ini terutama harus kami bangun dalam hati mama. Karenanya, setiap kali mama menangis menyadari sebelah tubuhnya tak berfungsi, aku memegang tangannya, kuletakkan di dadanya bersamaan dengan tanganku, kubisikkan lembut ke telinganya ‘terima…terima semuanya mama. Dengan penerimaan itu, maka Tuhan akan menguatkan mama”.

Kini, Desember 2010, mama telah dalam masa pulih yang semakin membaik. Sudah bisa berbicara, berjalan, memasak, dan jalan-jalan. Proses ini telah menjadi penguat untuk kami semakin tegar dan optimis. Bagi kami, mama selalu menjadi inspirasi tentang ketegaran dan keberanian. Ada banyak masa-masa sulit yang telah dilalui kami sebagai satu keluarga, dan mama selalu menjadi orang yang sigap dan tangguh dalam menjawab semua tantangan persoalan. Mama penuh kasih. Tak peduli berapa kali telah dibuat kecewa, dia tetap hadir dengan maafnya yang luas. Mama luar biasa karena dia adalah seseorang yang memilih menjadi ‘ibu’ bagi kami, bukan bertindak sebagai pemilik kami. Mama selalu menemani kami dengan doa dan harapan baiknya atas kami. Terima kasih Tuhan, telah memberi seorang mama yang luar biasa bagi kami…

Mama…
my struggle one.
I love you, we love you…

Selalulah berbahagia mama,
Tuhan mencintaimu.
Amin.

Selamat Hari Ibu,
22 Desember 2010

Thursday, November 18, 2010

(27) Memantaskan 'ketakutan'

FEAR…
Itulah judul email Bro yang pertama kali untukku. Email itu adalah tanggapan pertama Bro atas situasi hati ku. Niatku untuk berbagi kebeningan doa, Tuhan jawab dengan banyak ‘bonus’, ketika dalam proses perbincangan, Bro mengajak aku untuk meluaskan perspektif, menggali lebih dalam, melangkah lebih lugas, juga bertafakur lebih jujur. Pada akhirnya aku menemukan arti pertemuan dan perbincangan antara aku dan Bro, telah melampaui dari apa yang kuniatkan semula. Semua yang kudapati telah lebih dari sekadar berbagi doa.

Pangeranku…
Ada banyak pelajaran yang kudapat dari Bro, yang sesungguhnya ingin kubagi denganmu. Mungkin itu bisa menginspirasimu. Semua situasimu, tanpa harus memasukkan kehadiran aku ke dalam hiruk pikuknya pun, telah menjadi benang yang cukup rumit untuk kau urai. Aku mendidik diriku untuk mengerti dan memahami bahwa situasi ini tidak mudah bagimu. Semua sisi solusi berpotensi untuk menjadi ‘bola panas’ yang tidak ingin kau lemparkan pada siapapun. Satu saat, jika semua terlalu berlimpah untuk kau tampung dalam hati dan pikiranmu, ajaklah orang yang kamu percaya untuk berbagi sudut pandang, bertukar pengalaman, berbincang dalam emosi yang teduh.

Kamu dan aku dalam stuasi yang sama tidak pastinya. Potensi kita untuk terluka, adalah sama besarnya. Tadinya aku berharap kita dapat saling menemani dalam menghadapi ini semua. Tapi aku tak ingin membuat situasi menjadi lebih keruh, terutama bagi hatimu. Aku diam, belum pergi, tak ingin pergi. Saat ini kita seperti sedang berjalan pada lorong yang berbeda. Bagiku, adalah bagian dari proses ketika ada ‘tembok’ yang membentang antara aku dan kamu. Dari sisimu, kau bisa memberi makna apapun pada semua keterbatasan situasi ini. Buatku, tak peduli seberapa tebal dan tinggi ‘tembok’ yang dibangun untuk menghalangi aku dan kamu, bahkan jika itu adalah ‘tembok’ yang dibangun olehmu sekalipun!!!
Lets struggling to surrender :).

I do believe, if we are meant to be, if you are my destiny, and I’am the one for you, maka Tuhan yang akan memampukan kita untuk melampaui semuanya. Keberadaan, ketinggian, dan ketebalan ‘rintangan’ akan selalu ada dan sejalan dengan bangunan persepsi kita akan keterbatasan, ketakutan, juga harapan. So, built the limit, and jump!!! Melompatlah!!! Ambillah bekal semampu yang bisa kau bawa, dari ingatanmu, pengalamanmu, juga perenunganmu. Semua yang sudah kau ketahui juga kau yakini, adalah ‘kepastian’ yang bisa kau genggam, bekal yang telah Tuhan izinkan ada dalam pengetahuan dan pemahamanmu. Olah dan proses-lah itu semua dalam ruang batin, juga akal logismu.

Melangkahlah demi masa depanmu, for your happiness, for the value of your life!!!
With or without me, I believe you will do something about your life.
Tetaplah semangat dengan semua harapan dan cita-citamu…
Tetaplah optimis bahwa semua akan menjadi lebih baik situasinya…
Tetaplah sabar mengurai ‘kekalutan’ itu…

Aku sendiri sedang dalam perjalanan menuju awal baru di penghujung Desember tahun ini. Aku berjalan dalam harapan juga ketakutan. Harapan yang kian kokoh dalam doa dan keyakinan, juga ketakutan akankah kau mengambil atau melepaskan aku??? Aku tak pernah berniat pergi. Tapi genggaman satu tangan akan selalu membutuhkan satu tangan yang lain untuk bertahan. Sepenuh hati aku berdoa, meminta kepada Tuhan, semoga kau tidak melepaskan aku, karena sungguh,
aku tak pernah ingin pergi darimu…

But still… you have your own decision,
and none of us knows what might be happened in the future.
All I believe that I have to make decision, and I did...

To be continued…

Tuesday, November 2, 2010

(26) Another 'hint'

Ahhhh... setelah hampir 3 minggu tulisan itu kupindahkan ke laptop mungilku yang kuberi nama 'si merah', akhirnya baru pagi ini aku dapat tuntaskan membacanya. Ada banyak gado-gado alasan. Pertama, karena tulisan itu memang datang padaku di tengah-tengah aku sedang tak luang waktu untuk berakses ria dengan internet. Lepas dari acara 'sibuk' di pegunungan, aku pun dilanda penyakit separuh lupa, dan ketika ingat, aku pun disapa lagi oleh penyakit separuh malas.. hehehehe.

And then, aku menemukan tulisan itu sebagai another 'hint' for me :)

Teman, pernahkah kau merasa 'sudah paham' tetapi tak cukup punya kemauan untuk melangkah?. Kau tahu apa yang harus dilakukan, tetapi langkah terasa dipaku, akhirnya kita tak kunjung beranjak untuk berbuat yang terbaik pada 'hari ini' dan 'saat ini'. Dalam sekilas membahas tentang "Ho'oponopono", pagi ini aku mengajak seorang teman untuk bersedia saling mengingatkan, agar pemahaman kami atas sesuatu tak hanya bersinar di alam pikir saja, tetapi kemudian tumpul dalam aplikasi perbuatan. Jangan sampai... Bukankah gagal ilmu tanpa amal, tak sempurna niat tanpa ikhtiar???

Dalam konteks ini, Bro semakin melengkapi pemahamanku ketika dia berbagi tentang Manajemen Ketakutan. Pernah, dalam satu dialog aku salah kata ketika mengatakan ingin hidup with "no worry". Menyambut kalimatku, Bro langsung tegas mengatakan, bahwa hidup tanpa KETAKUTAN adalah bukan hidup, tetapi MATI. Bahwa, semakin tinggi tingkat ketakutan yang dihadapi, maka semakin kita akan mendapati kehidupan yang 'hidup'. Bro juga menggarisbawahi, bukan keberanian yang dibutuhkan untuk melangkah, tetapi kemauan. Keberanian itu sendiri hanyalah alat dari kemauan yang dideklarasikan.

Dalam ketidakmauan untuk melangkah, banyak alasan yang bisa kita buat. Setiap alasan bisa jadi punya nama yang berbeda, tetapi menurut Bro, semuanya berangkat dan bermula dari satu hal, yaitu KETAKUTAN. Ketakutan akan ketidakbahagiaan, ketakutan akan kemiskinan, ketakutan akan dikhianati, ketakutan akan tidak dihargai, ketakutan akan ditinggalkan, dan lain-lain. Seringkali tersedia banyak kesempatan, tetapi kita tak menjawabnya dengan satu keputusan yang lugas. Asumsi tentang dimensi 'waktu' seringkali menjadi penjara, dan yang lebih tak sehatnya, penjara waktu itu biasanya muncul dalam bentuk 'past' atau 'future', bukan 'NOW'.

Yup, beberapa penggal kalimat Bro yang aku baca dalam tulisannya itu, sekali lagi... membuat aku tersenyum, tertawa, sekaligus merasa 'ditampar'. Tapi tamparan ini tidak terasa keras dan menyakitkan. Mungkin karena sebelumnya aku sudah 'menampar' diriku, sebagai bentuk dari latihan mental, ketika aku medeklarasikan kemauanku untuk tak berlama-lama ada di kota abu-abu.

Tuhan memang selalu bergerak misterius dengan semua rencanaNya. Dia memunculkan begitu banyak variasi kenyataan yang dapat terjadi dalam hidup seseorang. Dia memutuskan, tetapi membiarkan kita memilih. "Pilihlah...maka Tuhan yang akan menjagamu, dan Tuhan yang akan mengantarkanmu. Dan sebagaimana pengantaran dan penjagaan pada umumnya, Tuhan akan selalu tegas dalam memberi lampu merah". Itulah yang pernah Bro katakan padaku, beberapa waktu yang lalu.

Aku merasa seperti sedang melangkah kedalam jurang yang gelap,
yang aku tak tahu apakah dasar jurang itu akan ramah atau menyakitiku.

Aku KETAKUTAN...

to be continued...

Monday, October 25, 2010

(25) I do.

Life is always in the balance
and being in love, it's a life balanced.
It does.

Love surrounded by strong believe, that's what i have NOW.
Eventhough I love to give my tomorrow, there is no tomorrow.
Nothing i can promise for tomorrow.

Stay and leaving just a question of life.
Love comes and goes without asking.
unpredictable...

Dear my prince,
I'll give my best to keep NOW become FOREVER, if u said so.
Coz with no doubt, I do wanna stay here.
I do.

to be continued...

Thursday, October 7, 2010

(24) Sabtu ceriaaaaaaaaaa ;)

Akhir pekan awal Oktober 2010, adalah salah satu dari sekian banyak moment berkesanku bersama kehidupan. Tulisan ini kubagi dan kunyatakan sebagai salah satu bentuk ekspresi bersyukur-ku atas banyak hal baik yang Tuhan izinkan terjadi padaku. Sebelumnya, sempat terpikir untuk memisahkan tulisan ini dari kisah "Esprit Glow". Tetapi kemudian aku menyadari, bahwa kisah ini pun sangat bertaut dengan proses perjalanan 'rasa' ku bersama sang pangeran.

Bagaimana semua saling mengait satu sama lain ???
Tak bisa lain kukatakan bahwa simpul yang menautkan kami adalah "spirit" teman...
Ya. True spirit yang membuat kisah kami saling terhubung satu sama lain.
Lebih dari itu, keterkaitan kisah ini adalah karena orang yang akan kuceritakan (selanjutnya akan kutulis dengan nama panggilan 'Bro'), juga temasuk salah satu dari sekian orang yang bersedia berbagi kebeningan doa atas nama cinta yang aku rasakan untuk pangeranku.

***

Perkenalanku dengan Bro difasilitasi oleh seorang sahabat dekatku. Awalnya sangat sederhana, bermula dari ‘statement’ Bro yang dibagi ke aku oleh temanku. Radar intuisiku seketika menangkap kalau Bro ‘different’. Pada sahabatku aku minta untuk dikenalkan. Kami pun berkenalan. Surprise lagi buatku ketika mengetahui, bahwa ternyata sudah sejak beberapa tahun yang lalu sahabatku ini berniat mengenalkan aku pada Bro. Bahkan, pada satu waktu ketika aku dan Bro berada di kota yang sama, dia berniat mempertemukan dan memperkenalkan kami. Tapi karena sempitnya waktu, niat ditunda oleh sahabatku. Aku sendiri sama sekali tidak tahu menahu mengenai niatnya. Baru beberapa bulan yang lalu kami dikenalkan, dan baru beberapa hari yang lalu sahabatku terbuka tentang niat ‘terselubung’nya itu. Sahabatku bilang, tampaknya memang baru sekarang jodohnya kami untuk dipertemukan. Buatku sendiri: everything just in perfect time ;).

Well..well..well… perbincangan pun dimulai…

Aku menulis surat elektronik padanya, bertanya banyak hal, dan mendapati dia berkenan menjawab dan mendampingi rasa ingin tahuku dengan perhatian dan kesabaran. Belakangan kuketahui ternyata perbincangan melalui surat dengannya, bukanlah sesuatu yang bisa terjadi begitu saja. Suratku sebelum sampai ke Bro ternyata harus melewati semacam proses ‘sortir’ oleh seseorang yang bisa dikatakan 'berkuasa' untuk meneruskan atau menahan surat ku itu. Hmmm… suratku sampai selamat kepada Bro, kurasa juga ada campur tangan rekomendasi sahabatku ;).

Bersama Bro aku menemukan dan merasakan atmosfir perbincangan yang 'menggigit'. Pada sosoknya aku menemukan pribadi dengan keunikan yang menurutku sangat 'limited edition'. Teman, aku selalu mudah terpikat dengan orang-orang yang dalam jiwanya menyala semangat untuk 'hidup' dan 'menghidupi' kehidupan. Orang-orang yang peduli tidak hanya tentang hidupnya sendiri, tetapi penuh kasih pada lebih banyak hidup orang lain. Orang-orang yang menampilkan kesederhaan tetapi sesungguhnya menyimpan kedalaman dan kekayaan jiwa yang luar biasa. Orang-orang yang tidak ‘kalap’ dengan pernghormatan manusia, karena sadar hanya Tuhan yang layak untuk dimuliakan dan diagungkan. Sayang, orang-orang seperti ini cukup langka untuk ditemukan, karena dunia semakin hari semakin sesak dengan orang-orang berkepribadian ‘topeng’. Aku bersyukur telah menemukan lagi satu dari sedikit orang-orang 'langka' itu.

Bro memunculkan banyak ‘curious’ dalam hatiku. Melalui perbincangan2 kecil, dia mengajakku untuk meneropong sekaligus menyelami lebih ‘jauh’ dan lebih ‘dalam’ tentang hakikat dari banyak hal. Bagi Bro… Jiwa yang ‘hidup’ (Bro mungkin akan membahasakannnya dengan ‘freedom’) adalah titik awal dari semua hal pengundang keajaiban ke dalam hidup seseorang. Bahwa jiwa yang ‘mencari’ akan selalu diiringi oleh pembinaan dan pendampingan secara langsung oleh Tuhan, bahwa Tuhan tidak pernah mengingkari hambaNya yang berserah. Latar belakang pengalaman hidupnya yang masih samar buatku, kuyakin telah menjadi proses yang mengasah, menghempaskan, melukai, juga menguatkan, sehingga membentuk dan menjadikan Bro seperti riil adanya dia saat ini. Semoga Tuhan selalu mencintainya.

Pernah Bro berbicara tentang proses ‘transformasi diri’ yang menurut Bro sangat sederhana sejatinya. Transformasi memang selalu melesatkan orang, dan kebanyakan orang menginginkan karena bagusnya saja, tetapi lupa bahwa di belakang semua itu akan selalu ada proses yang harus di’bayar’. Bro tidak suka sesuatu yang ragu dan ambigu. Menurut dia, kontemplasi itu ada bersama tindakan, bukan mendahului tindakan. Hanya dibutuhkan ‘kemauan’ untuk memilih, sedang keberanian adalah bentuk motivasi saja.

dan lain-lain…. dan lain-lain…. :)

Satu lagi dari banyak hal yang membuatku terkesan adalah ketika Bro berkenan berbagi pemahaman dan pengalamannya tentang bagaimana “mendidik dengan cinta yang sadar". Aku punya minat yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Yaitu pendidikan yang berbicara tidak hanya sebatas transfer ilmu untuk memenuhi ranah kognitif, tetapi lebih jauh, bagaimana menjalankan konsep pendidikan yang dilandasi dan diisi oleh cinta, dalam keteladanan dan pendampingan yang utuh dari orangtua. Menjalankan konsep pendidikan seperti demikian, dibutuhkan lebih dari sekadar kecerdasan kognitif dari para orangtua. Mengutip perkataan Bro “Cinta yang membimbing, bukan ilmu, bukan uang”.

Satu catatan penting buatku, Bro, bukan hanya bicara, tetapi dia melakukannya. Dalam konteks pendidikan ini, Bro bahkan sudah membagi sebagian dari pemahaman dan perilakunya tentang ‘cinta yang sadar’ itu ke dalam sebuah buku. Aku beruntung mendapat satu buku, dikirim langsung ke alamatku. Di halaman awal Bro selipkan pesan singkat: “Ivy, janganlah ini menambah berat permenunganmu, tapi hendaklah ini meneguhkanmu, melangkah dan mewujud”. Ketika membaca itu aku merasakan ada energi yang masuk ke tubuhku, membuatku bergetar dan tersenyum happy. Bagiku, itu adalah pertanda bahwa Bro mengirim kata-kata itu dengan hati yang tulus untukku. Gelombang ketulusan tidak pernah salah alamat, itu yang sejak dulu kuyakini.

Bro banyak memberitahu dan membantuku. Pernah satu waktu aku bertanya tentang sesuatu padanya. Membaca jawabannya membuatku tertawa dan tersenyum hampir seharian akibat isi surat yang sebenarnya ‘menampar’ tetapi dikemas dengan jenaka. Pada saat kali pertama aku menerima telpon langsung dari Bro, kusinggung ‘tamparan’ nya itu, dan kami pun tertawa bersama. Bro mentertawakan aku, dan aku mentertawakan diri sendiri.

Ahhhh… You know my friends… Jika saat ini aku tidak sedang dalam komunikasi yang terputus, akan kubagi dengan pangeranku tentang berbagai isi perbincanganku bersama Bro. Kuyakin, pangeranku akan menyukainya, dan kami akan bersemangat untuk menelusuri lebih jauh tentang hal-hal baru (juga tentang hal-hal lama yang disadarkan dan diingatkan kembali) yang disampaikan oleh Bro.

Berbagi dengan orang-orang yang istimewa di hatimu, membuat semua akan menjadi lebih indah dan bermakna. Perbincanganku dengan pangeran, tak selalu tentang hal-hal yang serius. Diantara berbagai celetukan konyolnya yang sangat mudah membuatku tertawa, dia senang berdiskusi dan berbincang tentang permasalahan umat. Diantaranya bagaimana situasi perbedaaan yang seringkali disikapi dengan pikiran yang sempit lagi dangkal, pertengkaran2 dan pertikaian sesama saudara, sampai perbincangan tentang industri musik yang sering buat dia ‘gemes’ karena dianggap terlalu mengikuti selera pasar sehingga mengesampingkan kualitas...hehehe.

Pangeranku, juga Bro, sama-sama prihatin pada banyak hal yang mungkin bagi kebanyakan orang sudah dianggap ‘biasa’ dan tidak perlu dipikirkan. Mereka mengambil jalur yang tidak biasa dalam cara berpikir, sudut penyikapan, dan aktualisasi tindakan. Mereka ‘mencari’ dan senang ‘mencari’, karena mereka adalah seorang 'pencari'.

****

I miss my prince...

****

To be continued….

Monday, October 4, 2010

(23) Follow your heart

Follow my heart…
itulah yang aku lakukan ketika memulai semua perjalanan 'rasa' ini. Tak tahu bagaimana akan menjalaninya, juga akan berujung kemana semua proses ini. Titik awal semuanya adalah keyakinan. Keyakinan yang kupilih dan kuikuti jalannya. Kepada Tuhan, aku mendedikasikan diriku sepenuhnya pada proses ini, pada keyakinan ini. Aku memilih untuk menerima dan bertindak atas keyakinan ini. Dan aku mendapati betapa Tuhan telah memudahkan aku menjalani keyakinan ini.

“Mungkin...Keyakinan itu adalah motivasi dari Tuhan untukmu”, begitu sejawat yang kutuakan dan kuhormati mewejangi ku, ketika aku berbagi padanya tentang bibit keyakinan yang tumbuh misterius dalam hatiku, pada awal-awal masa perkenalanku dengan pangeran. Kukatakan misterius karena aku memang tak mampu menjelaskannya dengan akal dan nalar. Pertemuan fisik dengan pangeranku hanya (baru) terjadi 2 kali. Komunikasi kami sangat tak bisa kukatakan intens. Tapi aku mendapati hatiku mampu untuk mempercayainya, tanpa perlu diyakinkan oleh siapapun atau apapun.

Follow your heart...
Ya, jika kau berada di satu simpang keyakinan, dan kau mencoba berbagi dilema itu dengan orang lain, ntah itu orang tua, keluarga terdekat, atau sahabat: jawaban yang biasanya akan kau dapat adalah: just follow your heart...

Kuberitahu teman, tak mudah menyerahkan semuanya pada apa yang hatimu katakan. Hati akan selalu jujur, dan kejujuran akan selalu membutuhkan keberanian, baik untuk menerima nya, juga untuk bertindak atas penerimaan itu. Bahasa hati adalah murni, dan akan selalu benar, karena Tuhan ada disana. Hanya terkadang, kebenaran itu terselimuti dengan sangat halus oleh berbagai pertimbangan pemikiran yang seringkali justru menyeret kita semakin menjauh dari substansi dan akar masalah.

Just follow your heart my prince...
Semampu yang bisa kau dengarkan dari apa yang hatimu katakan tentang semua ini... just follow it. Aku percaya hatimu akan jernih melihat ini semua. Kau memiliki hati yang lembut, aku merasakan itu. Kelembutan dan kejernihan hatimu, aku yakin akan memudahkanmu untuk mengenali semua rangkaian proses yang membentuk peristiwa ini, satu persatu, dalam bentuknya yang asli.

Perhaps, dalam salah satu celah prosesnya, kau akan menemukan apa yang kau cari selama ini. Penemuan yang akan membawamu pada satu pilihan yang tegas dan jelas. Pilihan yang akan melepaskanmu dari belenggu keragu-raguan. Pilihan yang membuatmu yakin menatap masa depanmu, bersama siapapun yang kau inginkan ada disampingmu untuk berbagi masa depan. Siapapun yang kau yakini...

So, dengan apa yang sudah dan masih kau pilih saat ini…
Berbahagialah pangeranku.... berbahagialah...

Dari hatiku, dalam sayang dan peduliku padamu,
dimanapun aku berada, dan bagaimanapun situasi memisahkan aku darimu,
aku akan selalu menemanimu dengan doa.
selalu...

To be continued…

Wednesday, September 29, 2010

(22) Words for her...

Walau kita tak (mungkin belum) saling mengenal dalam ruang fisik, aku yakin kau merasakan ‘sesuatu’ tentang hadirnya aku dalam lingkungan pertemanan kekasihmu. Aku sudah merasakan dan meyakini itu bahkan sebelum kau menemukan fakta tentang 'kebenaran' cintaku pada kekasihmu. Berlatar belakang hubungan yang sudah berjalan bilangan tahun, kebersamaan yang telah terangkai dalam berbagai kisahnya, juga ‘keterikatan’ dan ‘keterhubungan’ emosional satu sama lain di antara kalian berdua... adalah sangat wajar ketika kepekaan dan intuisi mu mengatakan ada 'sesuatu' tentang aku.

Saat kamu khawatir dengan “kebenaran” tentang cinta dan keyakinanku pada kekasihmu, bagiku adalah reaksi yang wajar. Aku hanya berharap semoga kekhawatiran itu tidak menenggelamkanmu dalam prasangka, kebencian dan juga amarah, baik pada kekasihmu, juga padaku. Menerima hadirku sebagai suatu ancaman, sungguh hanya akan membuat hatimu lelah dan terbebani, dan rasanya akan sangat tidak nyaman untuk dirimu sendiri. Kau tidak perlu melewati semua ketidaknyamanan itu jika berkenan memilih untuk merangkul semua realitas ini dalam damai.

Sungguh tak perlu merasa khawatir ketika kau yakin bahwa kekasihmu ada bersamamu, dan kau mempercayainya!!! Kaulah yang saat ini terpilih. Percayalah, sesuatu yang memang sudah Tuhan tetapkan untukmu, tak akan pernah bisa teralihkan pada siapapun. Begitu pula jika sesuatu telah ditetapkan Tuhan bukan untukmu, maka kau pun tak kan pernah bisa mencegahnya untuk teralihkan. Siapapun tak bisa membantah dan mengingkari kenyataan, bahwa Takdir adalah misteri dan kuasa Tuhan.

Tetap jujur kukatakan, bahwa aku dalam rasa cinta yang semakin teguh untuk kekasihmu. Sekali lagi, cinta ini tak menuntut apapun atau siapapun untuk membuatnya ‘ada’. Cinta ini akan bergerak dan mengalir sesuai kodratnya, yang dalam perjalananannya, mungkin akan melukai atau membahagiakan seseorang. Seseorang itu bisa berarti siapapun. Saat ini, fakta jelas berkata bahwa dia memilihmu, bukan aku. Karenanya, jika kau benar mencintai kekasihmu, jadilah cinta yang sebenar-benarnya untuk dia, dan berbahagialah bersama cinta itu.

Di masa depan.. entah kapan itu … esok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau bahkan tahun depan… akan terjawab semua teka-teki Takdir ini. Aku yakin semua ini akan menemukan ‘ujung’nya. Dan selama Tuhan belum memutuskan kehendakNya, setiap dari kita bertiga punya peluang yang sama untuk berikhtiar, memilih, dan memutuskan.

Atas nama cinta yang kita miliki,
dengan ruang istimewa yang sudah kau miliki bersama kekasihmu...
juga aku dengan harapan dan keyakinanku atas pangeranku...
mari kita berjuang dengan cara kita masing-masing.
Berjuang dengan cara yang baik, tanpa melukai arti dari kebaikan itu sendiri.

semoga kita dapat saling mengerti...

to be continued...

Thursday, September 23, 2010

(21) Selingkuh ???

Teman, telah mengemuka beberapa asumsi bahwa kehadiranku dianggap 'merusak' apa yang sudah terjalin antara pangeranku dan kekasihnya. Sungguh, aku merasa perlu untuk meluruskan ini, karena aku ingin menjaga nama baik pangeranku. Dia tidak pernah selingkuh, dan kami tidak berselingkuh. Pangeranku tahu dan mengerti betul bahwa aku tidak pernah memaksa dia dengan semua perasaanku padanya. Aku menghormati dia sebagaimana aku menghormati kekasihnya.

Mari kubagi sebagian fakta dengan lebih lugas…

Aku jatuh cinta dengan seorang pria yang dikenalkan padaku. Kami berkomunikasi sebagai dua orang sahabat, berbicara dan berdiskusi tentang banyak hal. Seiring keyakinan ku yang semakin menguat, aku melugaskan perasaanku padanya. Dia menerima kelugasanku dengan baik, sambil tetap memberiku garis batas bahwa aku tak lebih dari seorang sahabat baginya. Aku tetap mencintainya dengan caraku, membiarkan dia tahu bahwa aku mencintainya selama cinta ini diizinkan oleh Tuhan ada dalam hatiku. Kami saling menghormati pilihan dan batasan kami masing-masing. Teman... apakah bisa hal demikian disebut perselingkuhan???

Bagi siapapun, tentu sah-sah saja untuk memberikan penilaian apapun atas proses ini. Keyakinan yang mengakar misterius dalam hatiku, relasi-relasi unik antara aku dan pangeranku, tak mampu kujelaskan penuh pada setiap orang. Aku hanya berlaku sederhana dengan MENERIMA cinta ini. Maafkan jika aku terkesan egois, namun jika ikhtiarku dianggap menyerobot batas teritori seseorang, ketahuilah, selama komitmen belum dikukuhkan dalam IJAB KABUL, maka semua masih menjadi semesta kemungkinan, baik untukku, pangeranku, juga kekasihya.

Buatku, cinta adalah fitrah manusia yang datang dari Tuhan tanpa kau bisa mengatur tentang kapan tiba waktunya, atau kepada siapa kau hendak jatuh cinta. Cinta dalam bentuknya yang paling dasar adalah sesuatu yang murni dan asli. Sesuatu yang asli tidak memerlukan alasan, perantara ataupun pembenaran untuk menjadi ‘ada’, karena secara hakikat dia sudah benar 'ada'nya. Terima kasihku kepada seorang sahabat yang sudah berkenan berbagi ilmu dan pemahamannya denganku tentang proses mem'bening'kan doa, memisahkan mana yang asli dan mana yang palsu.

Murni dan palsu kadangkala memang sering menjadi bias dan kabur. Mungkin karena niat yang keliru, atau karena penuhnya hati dengan asesoris pemikiran yang sesungguhnya jauh dari substansi. Kebenaran kadang terlampau sederhana hingga kita terlewat untuk mengenalinya. InsyaAllah, telah kukenali cinta ini sebagai sesuatu yang murni, yang datang dari Tuhan untukku, dan aku tak ingin menyia-nyiakannya. Aku yakin, jika berkenan melihat perjalanan proses ini dengan hati yang jernih lagi bening, insyaAllah hanya akan mendapati kenyataan bahwa kita semua hanyalah manusia yang punya kuasa untuk membuat rencana, tetapi tak berkuasa untuk menjadikanya TERJADI tanpa izin dan kehendakNya.

Jika memang harus ada yang tersakiti dengan perjalanan proses ini, ntah itu aku, pangeranku, ataupun kekasihnya... maka itulah realitas yang butuh untuk kami hadapi. Aku yakin semua kejadian ini adalah bentuk kasih sayang Tuhan kepada kami. Aku hanya ingin meluruskan niat, lalu bergerak positif pada garis ikhtiar. Penting untuk berlaku 'lurus' dalam ikhtiar, karena sungguh... aku meniatkan kebaikan dunia dan akhirat atas semua perjalanan proses ini. So, tak perlu khawatir dengan caraku berproses, karena aku sama sekali tidak berniat menodai proses ini dengan cara-cara yang tidak baik, culas, atau manipulatif. Tuhan Maha Adil dengan semua niat yang tersimpan dalam hati manusia. Kebaikan hanya akan terpaut dengan kebaikan.

Pangeranku tidak berselingkuh dan aku tidak mengajaknya untuk berselingkuh.
Kami hanyalah jiwa-jiwa yang sedang diberi pilihan oleh Tuhan.
Pilihan mana yang akan disetujui olehNya?
Wallahualam bisshawab.

To be continued…

Monday, September 20, 2010

(20) DO the Love....

Ada beberapa nama istimewa yang kupasang ringtone khusus di handphoneku, salah satunya adalah nada panggil untuk nama pangeranku. Amat sangat jarang aku menerima telepon dari pangeranku, dan tengah malam itu, nada panggil istimewa itu membangunkan tidurku, membawa berita tentang aku, pangeranku, dan kekasihnya…

Malam itu adalah malam kami bertiga bertemu dalam kisah ini. Kami bertemu dalam ruang ‘rasa’ dan intuisi melalui kebenaran yang menyeruak ke permukaan. Seseorang terluka karena kebenaran itu. Dia adalah kekasih pangeranku. Sungguh aku tak berniat menyakiti siapapun. Dalam sudut pandangku, setiap sisi konsekuensi dari kebenaran ini adalah ‘ruang belajar’ untuk masing-masing dari kami. Cemburu menjadi wajar, gelisah dalam batas tertentu adalah manusiawi. Sejak awal aku yakin, pada titik waktu tertentu, semua yang terkait proses ini akan mengetahui kebenaran ini. Kebenaran tentang cinta dan keyakinanku. Dalam situasi masing-masing, aku harap kami bertiga dapat tetap saling menghormati.

Lalu, apa yang terpahami oleh hatiku tentang semua rangkaian proses ini???

So far…

Aku merasakan bahwa cinta ini berproses, bergerak, dan beranjak dari waktu ke waktu. Sejak muncul tak terduga dalam hatiku, lalu menguat dalam keyakinan hingga detik ini, cinta ini telah menunjukkan banyak keajaibannya padaku. Aku merasa tak perlu berdebat dengan situasiku yang ‘terlihat’ rumit, ataupun sibuk mempertanyakan kenapa cintaku justru tumbuh untuk seseorang yang sudah memiliki kekasih. Tuhan selalu menyimpan alasan baik untuk setiap kejadian. Cukup jalani semua ini apa adanya. Aku percaya “THERE IS NO COINCIDENCE” in this world, pun termasuk pertemuanku dengan pangeranku.

Aku memahami hidup sebagai rangkaian kesempatan dan pilihan yang disediakan oleh Tuhan. Setiap pilihan membawa serta semua konsekuensinya. Aku telah memilih cinta ini, menetapkan tujuanku, dan berjalan pada garis ikhtiar untuk mewujudkannya. Pada ruang yang berbeda, sejauh yang bisa kupahami dari komunikasi verbalnya padaku, pangeranku pun sudah memilih. Kami sudah memilih jalan masing-masing. Kemana masing-masing pilihan ini akan berujung, tak ada satupun dari kami yang mengetahui. Satu hal yang jelas bagi hatiku, nama pangeran semakin tegap dalam doa-doaku.

Teman, keyakinan ini bergerak misterius dalam hatiku. Jejaknya gaib, tetapi YAKIN itu nyata ada dalam hatiku, tegap dan kokoh. Dari jauh, menembus ratus kilometer, jelas suara pangeranku menghantarkan kalimat “aku tidak akan menghubungimu lagi, aku mencintai pacarku dan tidak mau kehilangan dia”. Aku tidak tahu kenapa, kata-kata itu justru semakin menebalkan keyakinanku atas proses ini. Aku tahu aku akan menangis rapuh jika benar dia terlepas dari sisiku. Tapi semua risiko sebanding dengan berharganya keyakinan ini untuk di perjuangkan. Lillahi Ta’Ala… kuniatkan semua bentuk ikhtiar sebagai bukti dihadapan Tuhan bahwa aku bersungguh-sungguh dengan semua yang kuniatkan atas perasaan dan keyakinan ini.

Kepada Tuhan aku berbicara tentang semuanya, cintaku, harapan dan keyakinanku, juga ketidaktahuan dan ketidakberdayaanku atas kuasaNya. Kepada orangtua aku bebaskan hati mereka untuk jernih melihat proses ini dan menemaniku sesuai arah keyakinan mereka. Alhamdulillah, aku mendapati mereka ada bersamaku dalam doa. Mereka merestui cintaku. Juga sahabat dan teman-teman yang turut berbagi kebeningan dalam doa atas nama cinta yang kurasakan untuk pangeranku. Aku melihat dan merasakan ketulusan yang sebenar-benarnya, seiring harapan mereka semoga Tuhan memberikan yang terbaik untukku dan pangeranku.

Kulepaskan pangeranku untuk berproses dengan keyakinannya, membiarkan dia mengolah semuanya dalam ruang batin yang jernih. Tidak satupun dari kami bertiga yang mampu melawan kuasa Tuhan. Dalam semua harapan dan mimpi kami, aku, pangeranku, dan kekasihnya… kami mutlak dibatasi oleh kehendak Tuhan. Aku telah memilih cintaku, mengikhtiarkannya, lalu menyerahkannya kepada Tuhan…

Mengutip perkataan seorang sahabat
“DO the Love and may LOVE will love you”
semoga DIA selalu mencintaiku…

to be continued….

Thursday, August 12, 2010

(19) Mendalami keberserahan

Apa yang bisa kau lakukan teman? Ketika rasa dan keyakinanmu tak bergeming, tetapi realitas menampakkan wajah yang apa adanya. Kau menoleh ke belakang, meneliti setiap jejak do’a dan proses yang telah dilalui, kekuatan untuk tidak menyerah dan teguh pada keyakinan bahwa ‘akan tiba waktunya’ untukmu. Kemudian waktu terus membawa langkahmu, sampai saat kamu 'bertemu' dan tanpa ragu bisa mengatakan “inilah yang kucari dan kubutuhkan”. Tapi tetap, Tuhan masih menghamparkan kisahmu seperti puzzle yang belum tersusun….

Dalam salah satu penggal kisahku, aku menulis “berserah tetapi bukan menyerah!” Sungguh, tak mudah merangkum dua kata tersebut dalam proses yang berjalan paralel. Menelusuri arti "tidak menyerah dalam keberserahan" telah membawaku pada gelombang rasa yang tak ternamai. Harapan dan keyakinan yang menguat dalam bayang harap-harap cemas. Keyakinan yang mengakar tapi dalam ketidaktahuan yang mutlak. Ketidaktahuan akan kemana semua ini berujung, definately membutuhkan keberserahan yang bukan basa basi. Keberserahan yang mewujud dalam kepenuhan dan kesadaran hati terdalam…

Banyak diberitakan tentang keajaiban ikhlas. Ketika ‘berserah’ telah menjadi kekuatan yang menggerakkan semesta untuk mendekatkan kita pada cita dan harapan. Tapi kau tak menghitung pamrih dalam berserah. Berserah berarti membiarkan Tuhan bekerja dengan caraNya. Seperti sedang menghadapi pertanyaan Tuhan, apakah sungguh hidup mati kita hanya untukNya. Jika YA, maka berserahlah. Prosesmu pun dijaga oleh alarm nurani yang selalu berbisik tegas pada hatimu tentang ketulusan yang tak bisa direkayasa. Bahwa kau tidak bisa pura-pura yakin, pura-pura mencintai ataupun pura-pura ikhlas... Tuhan Maha Tahu...

Kini, di simpang berbagai pilihan sikap yang tersedia untukku, aku tetap dalam pilihan yang tegas untuk berjuang atas keyakinanku. Tapi aku tak mau angkuh di mata Tuhan. Perjuangan ini ingin selalu kutemani dengan keberserahan yang sempurna di hadapanNya. Aku sedang melatih jiwaku untuk berjuang dalam keberserahan itu. Jelas terasa, dalam salah satu sudut keberserahan, aku mendapatiku diriku tersungkur dalam rasa sakit yang perih. Aku terluka dalam doa untuk kelapangan dan kemudahan pangeranku bersama pilihan hatinya. Mudah ketika berdoa meminta apa yang memang sungguh kita harapkan. Tetapi meminta sesuatu untuk orang lain, yang dengan pengabulan doa itu, kita tahu persis akan menyakiti dan melukai kita???

Separuh dari harapanku atas dia seperti telah memotong doaku. Ada penolakan terselubung, pertarungan antara apa yang kuyakin baik untuk diriku dan apa yang mungkin baik untuk dirinya. Kuberitahu teman, rasanya sakit sekali... Kau mulai terisak dalam tangis, dadamu terasa sempit seperti sedang dihantam oleh bongkah batu besar dan keras. Kau merapuh... Dengan sadar kau melepas doa itu terbang ke langit membawa separuh kekuatanmu, separuh nafasmu, separuh jiwamu... Seperti kau membelah dirimu, merelakan bagian yang telah membuatmu menjadi utuh untuk diberikan kepada orang lain. Kau tahu dan yakin bahwa Tuhan tak hendak dan tak sedang menyakitimu, tetapi tetap, rasa sakit itu nyata terasakan oleh hati dan fisikmu…

Lalu kenapa pula repot mendoakan dia jika memang tersakiti?? Bukankah akan jauh lebih sederhana jika aku fokus dengan doa yang pengabulannya tidak akan melukaiku??? Teman, berdoa untuk cintaku dan berdoa untuk cintanya, adalah pilihan yang tersedia untukku. Dan cintaku tak mampu egois. Pernahkah kau sangat ingin melihat seseorang bahagia, karena kebahagiaan dia menjadi begitu sangat penting untukmu? Mari tak menyebut ini sebagai pengorbanan, tetapi sebuah pelepasan. Pelepasan dalam kekuatan dan keyakinan.

Menyempurnakan keberserahan kepada Tuhan,
untuk dan atas semua rasa yang kini tengah menetap dalam hatiku...
bisakah???

to be continued...


Wednesday, August 11, 2010

Ramadhan (tetap) dicintai…

Tarawih pertama aku memilih untuk melaksanakannya di masjid dekat rumahku. Seperti sebelum-sebelumnya, hari pertama tarawih, masjid penuh sesak dengan jemaah. Baik di tempat laki-laki juga perempuan, shaf terlihat penuh. Panitia bahkan menggelar shaf tambahan di samping masjid (yang biasanya jadi jalan umum). Untuk shaf tambahan bagi jamaah perempuan di atur di belakang, berdampingan sesak dengan jamaah jamaah laki-laki pada sisi yang lain. Aku sendiri hampir tidak kebagian tempat, namun akhirnya berhasil ‘nyelip’ di shaf nomor dua dari depan. Alhamdulillah…

Pada bulan Ramadhan, aspek-aspek spiritual memang menjadi semakin kental ‘tampak’. Jargon-jargon tentang keistimewaan Ramadhan menjadi semakin sering terdengar. Betapa Ramadhan adalah bulan dimana Tuhan memberikan banyak ‘bonus’ pahala dan kemudahan-kemudahan. Saat Ramadhan dianggap saat yang paling tepat untuk setiap orang berbenah dan menata hati. Para kyai menjadi lebih sering tampil di televisi berbicara tentang keutamaan Ramadhan. Para pemimpin bangsa terlihat sangat agamis dengan ajakan untuk berlaku baik dan menghormati bulan suci Ramadhan.

Bagiku pribadi, Ramadhan ini kuniatkan untuk menjadi lebih ‘sunyi’ dan ‘hening’. Bersama teman kami berniat untuk safari dari masjid ke masjid, dengan selingan iktikaf pada weekend. Semoga menjadi rencana yang terwujud dan bermanfaat bagi kami. Aku benar2 berharap tidak terjadi lagi aku mendengarkan azan magrib di angkutan umum karena macet. Sedih sekali… But, this is life, sebelum aku mampu untuk mengatur waktu kerjaku sendiri, my own time, my own company…just follow the rule…:).

Marhaban Ya Ramadhan…
Semoga semangat Ramadhan tidak berhenti ketika Syawal tiba.
Semoga bukan hanya sekadar menjadi ‘jeda spriritual’
untuk kemudian menjadi mundur setelah Ramadhan usai.
Semoga selalu merasa seperti setiap bulan adalah Ramadhan.

Alhamdulillah…segala puji hanya bagi Allah…
Terlepas apakah masih sebatas euphoria semata…
Melihat masjid penuh sesak saat tarawih pertama semalam,
Ketika masih terselip keengganan dan rasa malu dalam hati untuk berbuat maksiat,
Ketika kesadaran untuk mensucikan hati terasa lebih menyala,
Ketika acara televisi jadi lebih santun bagi masyarakat,
Ketika tadabur dan tadarus Qur’an menjadi lebih menggila,
ada rasa bahagia dan haru di dada…

Semangat menyambut Ramadhan seperti itu menjadi sesuatu yang perlu disyukuri.
InsyaAllah, Ramadhan (tetap) dicintai dan dirindukan…

Thursday, August 5, 2010

(18) Love, hope, destiny…

Let me ask u my friends “have you in love?”. Katakan padaku bagaimana rasanya teman? Kuyakin kau tak punya cukup kata untuk bisa menggambarkan utuh apa yang dirasa. Kata tak kan pernah bisa utuh menceritakan ‘rasa’. Di tengah keterbatasan kosa kata, kita pun akrab menamai rasa yang tak bisa dijelaskan itu dengan “cinta”. Cinta yang seringkali muncul pada waktu tak terduga, dengan cara yang tak terpahami, menabrak logika, hanya mampu dirasakan, tak ternamai…

Kepada diriku sendiri sering kukatakan “everything has it own process”. Pemahaman yang membuatku tetap optimis tentang masa depan. It’s not easy for me to fall in love, and now, Tuhan mengizinkan aku jatuh cinta dengan ‘situasi tertentu’. Never expected, cintaku justru berlabuh pada seseorang yang sudah melabuhkan hatinya pada orang lain. Yes my friend, I fall in love with someone’s lover. Posisiku jelas tidak menguntungkan. Risiko patah hati seperti sedang tersenyum simpul menungguku di akhir kisah ini. Senyum yang seakan berkata padaku, “just step back and left behind all of this feeling…”.

Well…I’am not step back!!!

Pangeranku…jika suatu saat kau membaca tulisanku ini, please, kumohon kamu tidak dalam prasangka bahwa aku tak menghormati substansi pembicaraan terakhir kita tentang ‘rasa ini’. Aku ingat mengatakan padamu akan menghormati keputusanmu. Aku masih dalam posisi hati menghormati pilihanmu, I do still in that commitment!. Just like I told u before, melihatmu bahagia, itu penting untuk hatiku, walau itu berarti mungkin aku akan berhadapan dengan kenyataan bahwa bahagiamu bukan bersamaku. Decision to stay forward bukan karena aku memaksamu atau mendikte Tuhan dengan doa-doaku. I just want to continue my life without leaving a question “what if I try???”. Coz, tugasku adalah untuk mencoba, bukan untuk berhasil!.

Bahwa jawabmu yang mengatakan akan tetap dalam komitmen sebagai sahabat denganku, memang memberi batas pada gerak ikhtiar horizontalku. But forsure, tak ada yang bergeming dengan gerak ikhtiar vertikalku. Kamu dan aku belum terikat pernikahan. Memintamu kepada Tuhan, bukan sesuatu yang diharamkan. Kamu sudah membuat keputusan, aku pun demikian. Sekarang, biarkan Tuhan yang memutuskan semuanya. Tidak ada yang lebih memahami kita selain DIA.

Kamu bilang padaku akan berdoa kepada Tuhan agar mengirimkan kepadaku pangeran yang jauh lebih baik darimu. Bagiku, doamu bisa jadi akan mendekatkan seseorang kepadaku, atau justru akan mendekatkan kamu kepadaku. Coz, bisa jadi kamulah pangeran yang Tuhan maksudkan untuk hatiku. Sederhana bagi hatiku, jika kamu ingin mendapatiku sebagai seorang sahabat, maka aku akan tetap ada disisimu sebagai salah satu sahabat terbaikmu. But if u have a different feeling for me, ketahuilah, bahwa sampai detik ini aku masih di tempat yang sama ketika mengatakan “I fall in love with you…” .

PadaMu Tuhan…
Please take this feeling over to YOU …
I accept this situation, and hand it over to YOU…
Kecuali atas izinMu, tak ada yang bisa membatalkan rasa cinta ini…

To be continued...

Thursday, July 22, 2010

Lepas....

Jum’at, 16 Juli 2010…menjadi hari besejarah untuk saudara terkasihku. Simpul yang sudah terikat selama kurun waktu mendekati satu dasawarsa, sedang menapak ke ujung keputusan: saling melepaskan. Dari kabar yang dibagi denganku, “kata pamit’ mengalir dalam jujur. Isak tangis tak terhindarkan. Berat tuk melepaskan, tapi terlalu amat sedikit titik temu untuk tetap saling mengikat. Lepas…

Menyeruak dalam ingatan, kurang lebih 9 tahun yang lampau, janji setia saling mengikat diucap sadar, diiringi doa, senyum, dan tawa bahagia. Tersimpan jelas dalam ingatanku, bagaimana hatiku bergetar sesaat setelah kata ‘sah’ diucapkan oleh saksi, diikuti seruan barakallah dari sanak keluarga dan teman terdekat. Babak baru telah dimulai. Ikatan telah dikukuhkan di hadapan Tuhan. Pelupuk mataku hangat oleh air mata yang menetes halus. Turut berbahagia, Ada khawatir terselip…sesuatu yang tak ingin kupupuk dengan prasangka hati, serahkan pada Tuhan, semoga ‘ikatan’ kekal dunia akhirat…

Waktu berlalu, bawa cerita, warnai ‘ikatan’ dengan ragam kisah dalam ‘rasa’
Bahagia, pahit, manis, getir, harapan, kekecewaan…
Satu persatu…silih berganti…

Aku memang berada di luar ‘ikatan’ itu. Tapi pada beberapa peristiwa penting dalam perjalanan ‘ikatan’ mereka, aku ada disana. Ketika tangis pecah, kesabaran diuji, harapan diusung, kekuatan dibangun, retak disambung, hati dikuatkan, kepercayaan dijaga, dst..dst..dst…. Dia mengizinkan aku untuk ada bersamanya pada saat-saat yang sulit, menjadi pendengar untuk kesah, berbagi kata untuk saling menguatkan, berbagi ketenangan untuk senyum optimis yang ingin tetap mengembang… Dalam berbagi dan terbaginya kisah denganku, aku belajar banyak hal…

Atas nama cinta mereka mengikatkan diri satu sama lain, dan atas dasar cinta pula mereka memutuskan untuk melepaskan ‘ikatan’. Sedih tak terhindarkan, tapi lega, kuyakin menyelimuti jiwa saudara terkasihku. Aku yakin, jatuh bangun ‘rasa’ ini telah sampai pada titiknya yang teduh dan jernih, InsyaAllah. Pada saudara terkasih, aku merasakan keringanan dalam nada suaranya, optimis pada pilihan katanya, tenang dalam langkahnya, dan senyum dalam kelepasan. Dia berhasil melewati proses ini!!! Terima kasih Tuhan…

Palu hukum memang belum diketuk, tapi hati telah memutuskan. Sesaat setelah kabar kuterima dari seberang lautan, melalui sms kukirim pesan singkat padanya “I Love u sista…”, yang dia jawab singkat pula dengan “Love u to sis..”. Tuhan, betapa aku mencintai saudaraku ini. Mohon padaMu Ya Tuhan…gantilah…gantilah apa yang sudah terlepas dari sisinya, dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Pengalaman ini kuyakin telah ‘mengisi’ jiwanya, membawanya pada nilai-nilai kebajikan, ketangguhan, dan keberserahan terhadap kehendakMu.

Cinta yang pernah hadir dan masih hadir di antara mereka masih menyala…
tapi nyala itu ternyata tak cukup kuat untuk terangi tapak-tapak jalan masa depan
“pijakan’ yang berbeda menjadikan masing-masing punya ‘pagar’ yang berbeda
titik yang bersimpangan, sulit bertemu, hingga akhirnya memutuskan,
yang terbaik untuk semua, adalah saling melepaskan…
Lepas…

Kedai Wungu, 21 Juli 2010
Untuk Saudara Terkasihku,
Semoga Tuhan selalu memelukmu dalam kasih sayangNya.
Love u always…

Tuesday, July 20, 2010

(17) Secret of wish

Beberapa teman menanyakan kelanjutan dari kisah ‘to be continued’. Yah, sudah lama aku tak memberi kabar tentang 'Esprit Glow'. Bukan tak ada kisah, bukan tak ada berita… Sebelumnya sudah ada beberapa penggal 'rasa' yang ingin kubagi. Namun kemudian seringkali tertunda karena rutinitas kesibukan, ketidakmampuan mengalahkan rasa malas, hingga cerita hanya sebatas menari-nari dalam benak, tak 'terikat' dalam bentuk tulisan. Tapi kali ini, aku tak terbendung untuk berbagi... Kisah ini telah menjadi semakin berarti bagiku, dan aku ingin berbagi 'keberartian' ini dengan teman-teman semua... ;)

Kuberitahu teman, Tuhan kembali menunjukkan keramahanNya padaku. Aku dipertemukan dengan seseorang yang istimewa. Dikenalkan oleh sahabat yang juga istimewa, kami saling menyapa. Sapa kenal ringan yang kemudian beranjak menjadi perbincangan yang mencerahkan. Lalu, pada satu pagi, datang melalui gerakan hati yang tak kumengerti, tapi aku ikuti dengan sadar, aku mengirim pesan kepada dia, mengajaknya untuk berkenan berbagi kebeningan doa bersamaku...dalam kisah hatiku...

Sebagaimana yang teman ketahui, aku jatuh cinta pada pangeranku. Dan aku sangat ingin mengenali 'cinta' ini dalam bentuknya yang paling murni. Aku ingin dapat membedakan, apakah 'benar' aku jatuh cinta, atau 'aku pikir' aku telah jatuh cinta??. Apakah rasa ini adalah 'cinta' yang sebenarnya? atau obsesi yang sedang menyamar dalam bentuk cinta.. Satu persatu, aku akan kembali mengurai dan mengenali proses ini pada setiap serpih 'rasa'nya, hingga melebur menjadi hakikat...murni; nyata; real; bukan semu; bukan prasangka; bukan kehendak buta...

Hati adalah 'titah' Tuhan dalam dada setiap manusia. Nurani hanya bersahabat dengan setiap hal yang murni. Pikiran, seberapapun 'canggih' dan 'intelektual' terlihat, tak kan pernah mampu menterjemahkan 'hati'. Suara hati adalah kebenaran sederhana, saking sederhananya, hingga kadang kita tak mampu mengenalinya lagi… “Mungkin karena kita terlalu banyak berpikir, sehingga lambat laun semakin ‘kebas’ dalam merasakan”, itulah yang temanku katakan perihal sederhananya metode 'doa' ini, namun begitu banyak orang yang justru sulit untuk melakukannya. Kini, seperti layaknya pencari emas, mendulang serpih-serpih halus biji emas, memisahkannya dari debu dan pasir tak bernilai, aku pun sedang menikmati saat-saat memisahkan emas dari apa yang bukan emas. Menjernihkan doa...

Doa dalam bentuknya yang paling dasar adalah 'pengakuan' atas apa yang sudah 'ada'. Tuhan sudah berbicara pada jiwa kita bahkan sebelum kita dilahirkan, karenanya, jiwa sudah menyimpan semuanya. Apapun bentuk 'rasa' itu: harapan, keyakinan, kebahagiaan, kelepasan, keringanan, kekhawatiran, kecemasan, ataupun ketakutan, cukup bagiku untuk 'merasakan', 'menerima' lalu menyerahkanNya kepada Tuhan. Tak perlu memberi definisi atau istilah pada setiap 'rasa', karena sekali lagi, pikiran tak kan pernah mampu.That's what my friend told me, and i'am still working on it.

well, kemanakah akan mengarah semua proses ini???
just let it be... let it go... hand it over to GOD ...
satu hal yang jelas bagi hatiku, sekali lagi, untuk yang kesekian kalinya,
aku merasakan Tuhan sedang tersenyum padaku... :)

To be continued….

Monday, June 28, 2010

(16) Rindu yang semakin tajam...

padamu pangeranku
aku merindu dengan tetap melepaskanmu...
aku merindu dengan tetap melesat dalam keyakinan...
aku merindu dengan setia yang tidak terpasung...

tak lelah...
tak gusar...
tak tersakiti...

kepada semesta kukatakan,
tak ada kewajiban dalam rindu ini
tidak untukku yang merindukanmu
tidak untukmu yang aku rindukan
tidak untuk Tuhan yang tlah ijinkan rindu ini semakin tajam...

rinduku berbicara hanya dengan satu kata
...damai...

to be continued...

Friday, June 18, 2010

(15) Pengen jatuh cintaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!

Wkwkwkwkwkwkwkw.... Tergelak spontan kami tertawa bersama, menyusul teriakan temanku yang semangat mengatakan "pengen jatuh cintaaaaaaaaaaaaaaa!!!". Hihihihi... Cinta memang selalu didamba yah?!. Dengan semua lika liku 'rasa' yang dihadirkan oleh cinta, cinta tetap menjadi segenap rasa yang diinginkan untuk singgah dan menetap dalam hati kita. Aku jadi teringat sms ucapan selamat tahun baru dari seseorang. Sms yang tanpa kuhapal namun dapat kuingat persis, tersimpan rapi dalam laci memoriku. Mari kubagi kata demi kata.. "FAITH make all things possible, HOPE make all things work, and LOVE make all things beautifull". Sms diakhiri dengan doa, semoga ketiga hal tersebut terjadi padaku di tahun 2010. YES!!! Doa yang aku aminkan sepenuh hati ;)

Hmmm..mari kita garisbawahi kalimat terakhir "LOVE make all things beautifull". Sepakat gak??? Kalau aku seh sepakat. Apa dan bagaimana berlikunya jalan yang dilewati, menurutku cinta adalah sentuhan luar biasa pada jiwa. Aku orang yang percaya pada kekuatan cinta, memberi ruang pada hatiku bahwa love as part of human being nature sometime can drive us to go crazy. But of course we need to keep balance. So, nikmati 'gila'nya cinta dengan tetap mendampinginya bersama akal sehat dan pikiran yang jernih. Coz, menurutku cinta gak pernah salah tempat atau salah orang kok. Cuma persepsi kita aja yang tanpa sadar sering membatasi dan menyempitkan arti cinta itu sendiri. Uhuyyyy... ehem..ehem.. dah berlagak kayak filusuf cinta neh! Monggo, klo ada perspektif lain tentang cinta..lets share...

Yang jelas, aku termasuk orang yang meyakini kalau cinta itu BENAR. Cinta tidak pernah salah karena cinta berasal dari Tuhan. Yang suka bikin cinta itu ribet, ya pelakonnya. Karenanya, aku gak sepakat kalau cinta itu buta. Yang buta itu, adalah orang yang memilih untuk melihat dan menerima cinta dengan cara yang sempit. Padahal cinta itu luas maknanya. Arti dan makna cinta tidak statis. Pikiran yang positif dan luas, akan menjadi nutrisi untuk cinta yang powerfull, menggerakkan jiwa dalam aura yang postif dan cerah. I believe, have this kind of love will make us happy, apapun situasinya. Jadi ingat kata-kata Margaret Teacher, "do something what u have to do, is good, but love what u're doing, is everything!" (ini terjemahan english versi aku, tapi insyaAllah substansi tidak meleset hehehe). So, cintailah ‘cinta’ dengan cinta…

Well..welll... love is in the air, so lets fullfill our life with love... Banyak orang mendamba cinta sejati, dan menganggap bahwa cinta sejati sulit untuk didapat. Aku punya pendapat berbeda. Menurutku bukan sulit, tetapi kadang mungkin kita lupa, bahwa cinta sejati itu harus dimulai dari hati kita. Pastikan kesejatian dan ketulusan cinta yang kita berikan, maka itulah awal perjalanan cinta sejati menemukan pasangan sejatinya...

Perhaps, kita bisa mulai perjalanan cinta sejati dengan mencoba cermat pada niat. Yup, ada banyak alasan untuk mencintai dan dicintai. And of course, we have a free choice to love someone based on what concern. Papaku jatuh cinta pada mamaku pada pandangan pertama. Papa deeply in love, mama ‘belum cinta’, tapi memilih untuk menikah karena rasa patuh pada orang tua. Kepatuhan yang didasari keyakinan bahwa orangtua selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya. So they get married, and till now, when i look at them, i see everlasting love. See??? So many reasons available for us to love someone. Tinggal pilih, ikhtiarkan sepenuh hati, jalani dengan positif, sandarkan harapan hanya pada SANG SATU. Aku pribadi, memilih untuk mencintai dan dicintai karena Tuhan. I think we are all agree to be in the same believe, bahwa cinta karena Tuhan, InsyaAllah gak akan salah jalur...

So, seperti semangatnya teriakan temanku yang mengatakan "pengen jatuh cintaaaaaaaaaaaaa!!!", mari tetap semangat untuk MENERIMA cinta!!! Kata menerima aku kasih kapital, coz, full acceptance will give us power. MENERIMA kalau kita jatuh cinta dan cinta tersambut... MENERIMA kalau cinta masih harus diperjuangkan.. MENERIMA kalau cinta sedang hadir dalam wajahnya yang buram... MENERIMA kalau cinta bawa rasa bahagia dalam hati... MENERIMA cinta dalam semua bentuk situasinya…

Hayo semangat!!!
Cinta sejati memang langka, tetapi bukan berarti tidak ada!
Perhaps, cinta sejati sedang mendekat ke arah kita sekarang, a lil'bit more...
who knows???

To be continued...

Wednesday, June 16, 2010

"Short way"

Seorang Bapak paruh baya datang ke ruanganku. Bertanya tentang mekanisme bagaimana jika ingin mengundurkan diri sebagai mahasiswa. Ternyata beliau adalah orangtua salah satu mahasiswa di kampus ini. Aku menjelaskan singkat tentang prosedur yang perlu dilakukan. Sampai pada akhir penjelasan, sang Bapak mengatakan ingin ‘curhat’ tentang sesuatu. Kemudian, sambil menunjukkan satu lembar transkrip nilai, sang Bapak bertanya (aku merasakan cenderung lebih kepada meminta/memohon), agar pihak kampus bersedia untuk memberi nilai pada beberapa mata kuliah yang belum ditempuh. Sangat ringan beliau mengatakan, “anggap saja sebagai kenang-kenangan dari pihak kampus kepada anaknya”. Upsssssssssss…. :((((

Dikatakan terkejut, mungkin tidak terlalu. Coz, melihat gerak-geriknya, radar intuisiku sudah merasakan kalau yang bersangkutan ini punya maksud tertentu dari hanya sekadar bertanya tentang prosedur. Dan situasi seperti ini, bukan kali pertama, juga kali kedua aku hadapi. Baik mahasiswa ataupun orangtua mahasiswa, dalam beberapa kasus menunjukkan ada indikasi ingin penyelesaian masalah dengan gaya ‘short way’. Budaya yang semakin digemari oleh sebagian besar masyarakat kita. Ingin mendapatkan hasil terbaik, dengan cara yang sesingkat mungkin. Bahasa lain yang biasa digunakan adalah menghalalkan berbagai cara, atau berpikir instan.

Menjawab pertanyaan sang Bapak..aku tersenyum, sekaligus miris dalam hati. Ada apa di benak Bapak ini. Apa yang mendorong beliau untuk berusaha dengan cara seperti ini? Apa Bapak ini datang dengan insiatif sendiri? Atau karena desakan dan dorongan anak? Yang jelas, sang Bapak hanya datang sendiri, tanpa sang anak. Menempuh perjalanan dari luar kota, untuk niat yang sungguh sangat disayangkan, yaitu mengajak lembaga untuk berbohong, mencantumkan nilai untuk mata kuliah yang sama sekali belum ditempuh oleh anaknya. Aku perlu memberikan penekanan pada jawabanku beberapa kali, untuk kemudian baru membuat beliau (mungkin) mengerti bahwa hal semacam itu tidak bisa kami fasilitasi.

Well..well…tampaknya “short way’ semakin digemari. Pikiranku pun jadi tidak bisa dicegah untuk meluaskan perspektif kejadian siang kemarin pada banyak kasus di negeri ini. Sudah rahasia umum… mau jadi PNS, ada jalan pintas dengan cara menyuap orang yang punya “link”, atau langsung ke pejabat yang punya wewenang dan otoritas. Mau jadi Pemimpin, tebar amplop berisi uang, permintaan halus ‘pilih aku’. Ingin kasus cepat selesai, sogok aparat dengan rupiah. Ingin tak perlu bayar pajak, dekati petugas pajak, imingi sejumlah uang, urusan dijamin lancar. Tak ingin dihukum karena kesalahan, suap hakim dan jaksa. Ingin dapat ijazah tapi gak mau susah-susah belajar, bayar ongkos untuk terbitnya ijazah palsu.

Layaknya hukum permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi, karena ‘short way’ semakin digemari, maka permintaan untuk penyelesaian di ‘belakang meja’, pun semakin meningkat juga. Bahkan kadang, pelayaan publik disetting seakan-akan mempermudah, padahal hanya kemasan ‘short way’ dengan imbalan tertentu. Apapun bentuknya, sampai dengan saat ini aku masih melihat semuanya berawal dari niat yang tidak baik, lalu didukung dengan adanya kesempatan. Kesempatan karena bertemu dengan orang-orang dengan niat yang sama, berkonspirasi, kemudian saling bantu. Perlahan…niat tak elok dengan perilaku yang tidak jujur pun menjadi terlembagakan, kuat, mengakar, dan menjadi hal yang ‘biasa’….

Berharap deman ‘short way’tidak semakin akut. Kupikir perlu adanya ketegasan sistem dan komitmen yang konsisten untuk mematuhi aturan yang sudah dibuat. Bahwa aturan berlaku sama untuk siapapun. Ruang untuk sikap fleksibel tetap diperlukan, karena tidak semua permasalahan dapat diselesaikan dengan cara berpikir hitam putih. Namun, fleksibel ini jangan dimakani sebagai ruang untuk tawar menawar keadilan. Pada akhirnya, kebajikan hati, niat baik, kejujuran, dan keberanian untuk tetap berpihak pada yang benar…adalah modal untuk menahan lajunya berkembang cara berpikir ‘short way’ yang salah kaprah. Semoga kita tetap kuat hati untuk menjadi bagian dari yang baik, bukan yang tidak baik. Amien...

Keep hoping.. :)

Tuesday, June 15, 2010

Catatan Satu Pekan Tentang Kejujuran

Satu wajah tertunduk lemas, malu, kecewa, dan mungkin marah padaku… Beberapa contekan kudapati di bawah lembar jawabannya. Di lain waktu, satu mahasiswa kepergok sedang asyik gogling informasi melalui Blackbery, mencontek dengan gaya baru!!. Ada juga yang sibuk lirik kanan dan kiri, berharap ada yang bermurah hati sumbangkan ‘isi kepala’ untuk penuhi lembar jawaban ujian. Bermacam gaya, cara, dan upaya dilakukan. Tujuannya ingin mendapatkan nilai sempurna, tercetak di transkrip nilai, bekal untuk mendapatkan pekerjaan yang mampu mensupport masa depan sukses cemerlang.

Well..well…sungguh tidak ada yang salah dengan niatnya. Tetapi, cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan, adalah sesuatu yang akan mewarnai kualitas dari hasil yang dicapai… Tidak ada yang salah dengan niat untuk mendapatkan nilai sempurna. Tidak ada yang salah dengan keinginan untuk mengantongi Transkrip Nilai bertuliskan IPK 3 koma sekian…. Forsure, aku tidak mengajak untuk menyalahkan orang. Aku hanya ingin merangkul lebih banyak teman yang bersedia saling bantu, mencapai apa yang diniatkan dan dicita-citakan dengan cara yang jujur dan terhormat.

Sekilas, di mata mahasiswa, atau bahkan di mata rekan kerja, aku mungkin terlihat sangat semangat dan cenderung haus untuk menemukan contekan di ruang-ruang ujian. Tidak demikian sesungguhnya. Selama satu pekan menyusuri ruang-ruang kelas, aku mencoba untuk mengisi hatiku dengan doa dan harapan, semoga kejujuran lebih banyak dari ketidakjujuran, semoga semakin sedikit contekan yang aku temukan di kelas, semoga semakin banyak mahasiswa yang percaya pada apa yang ada di dirinya, bukan percaya pada selembar atau berlembar2 contekan hasil ketekunan dan kreativitas dalam ketidakjujuran… Tidak ada kebanggaan ketika menemukan contekan, yang ada adalah rasa sedih dan kecewa…

Yup!! Komitmen jujur adalah perjuangan. Ada banyak godaan untuk berbuat tidak jujur. Mahasiswa yang memilih untuk jujur, akan menyediakan dirinya untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Pejabat yang menjadikan jujur sebagai sikap jiwanya, tidak akan menyia-nyiakan amanah rakyat ketika memimpin umat. Mahasiswa adalah asset. Mereka adalah calon pemimpin masa depan. Ada banyak orang pintar di negeri ini, tapi sungguh tak mudah menemukan orang yang jujur. Tapi kita tidak boleh putus asa. Karenanya, hayuuuu memilih untuk tidak menyerah pada ketidajujuran. Sekecil apapun yang bisa dilakukan, mari menjadi pribadi yang terus belajar untuk tetap menjadi jujur.

Masa ujian di kampus memang sudah, namun masih menyisakan banyak catatan dalam pikiran dan hatiku. Benih-benih kejujuran harus ditanam lebih banyak lagi. Kita akan selalu membutuhkan orang-orang yang jujur!!! Negara kaya yang bernama Indonesia ini sudah semakin tua dan keropos karena digerogoti oleh penguasa yang tidak jujur. Perhaps, kepada generasi muda, kita tidak bisa meninggalkan Indonesia dalam keadaan gemah ripah loh jinawi. Tetapi kita selalu punya pilihan untuk menanamkan benih kejujuran, mewariskan pelajaran yang berharga tentang keindahan dalam kebenaran.

Mari menjadi orang yang memulai untuk bersikap jujur, mempertahankan kejujuran,
dan melestarikannya sebagai keteladanan dalam berperilaku…

hayuuuu bareng… 


Tuesday, June 8, 2010

(14) Berserah, bukan menyerah!!!

"Apa yang kau rasakan??", seorang teman bertanya padaku, ketika aku berbagi padanya kisah dalam obrolan tentang cinta. hehehe. Apa yang aku rasakan atas situasi ini?? Situasi bahwa orang yang kutuju hatinya, telah menuju hati yang lain. Well, ada banyak cara untuk menyikapi dan menghadapi situasi ini. Mengutip perkataan seorang teman, 'berserah bukan berarti menyerah atau terserah!", begitulah aku memilih untuk menyikapi situasi ini. Berserah, tetapi bukan menyerah!!!

Setiap orang punya cara bagaimana mencintai dan menghadapi cinta. Buatku, cinta bukanlah perasaan yang bisa dihilangkan dan dipindahkan begitu saja. Cinta ini berharga!! karena jatuh cinta itu barang mahal untukku. Tidak mudah bagi hatiku untuk jatuh cinta. Bukan berarti dibuat rumit dengan segala kriteria. Aku melepaskan kriteria ku pada apa yang hatiku rasakan dan aku yakini!!! Sederhana, tak mudah menemukannya, coz hati...punya bahasanya sendiri ;).

Arti 'berserah' berangkat dari dasar keyakinanku bahwa cinta adalah milik Tuhan. So, aku serahkan cinta ini kepadaNya. Perihal akan DIA arahkan kemana cinta ini?? untuk siapa?? dan bagaimana caranya??, cukup bagiku berhenti pada titik: Tuhan berkuasa mutlak atas hati dan hidupku. 'Bukan menyerah' karena aku tidak mundur dengan situasi ini. Tidak mundur bukan dalam arti aku memaksa harus 'dia', walau tetap terbuka kemungkinan bahwa 'dia' bisa jadi adalah jawaban Tuhan. Tidak menyerah karena aku yakin, Tuhan sudah siapkan seseorang yang istimewa untukku.

Kapan doa terjawab? siapa jodohku?? forsure my friend, aku sungguh gak mau repot berpikir tentang bagaimana semuanya akan terjawab untukku. Syukuri setiap jejak proses, syukuri perasaan ini, tak memaksa siapapun, tidak merasa dipaksa, terima situasi apa adanya, genapkan ikhtiar, berdoa sepenuh hati, tetap membuka hati untuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi...

Waktu dalam perjalanannya,
masih menyimpan cerita yang belum terceritakan...
karena esok, adalah misteri ;)

to be continued...

Saturday, June 5, 2010

(13) Flowing ....

Unik dan luar biasa yah???!!!
Bagaimana Tuhan menempatkan seseorang dalam satu situasi, melihat, memberi petunjuk, dan kemudian membiarkan kita untuk memilih. Yup!! Kita bisa memilih. Apakah kita memilih untuk melangkah, diam, berbuat sepenuh hati, setengah hati, atau 'masa bodoh'. Dalam proses menentukan pilihan, kita pun bisa memilih untuk bertanya atau tidak bertanya kepada Tuhan. Tuhan memfasilitasi sesuatu sesuai dan terserah keinginan kita, itu bisa jadi. Tapi Tuhan mengatur kita, itu pun BENAR.

'Esprit Glow' adalah nama yang diberikan oleh seorang sahabat untuk kisah-kisahku ini. Ketika Aku bertanya padanya, apa alasanmu memberi nama "Esprit Glow' untuk tulisan-tulisanku?? Dia mengatakan, karena cerita ini adalah tentang realitas dan harapanku yang akan terus tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu... Esprit Glow adalah 'spirit' !!!

So then, dengan 'Esprit Glow' aku ingin tetap berbagi 'spirit' !!!
Berbagi semangat, rasa optimis, dan keyakinan bahwa kita punya pilihan !
Bahwa semesta kemungkinan akan selalu ada untuk kita.

Esprit Glow adalah kisah yang akan terus berkisah...
Never know, what might be happened tomorrow
and i'am still on my way to find out !!!

To be continued ...

Tuesday, June 1, 2010

Ternak...

Dalam salah satu kalam-Nya, Allah mengumpamakan manusia seperti binatang ternak..bahkan lebih rendah dari binatang ternak. Tanpa sadar, jika berada dalam keramaian, terutama di tempat makan..aku jadi suka teringat ayat itu.

Aku cermati pola hidup 'ternak', aku bandingkan dengan kebiasaan manusia kebanyakan, yaitu makan, tidur, kawin, punya anak,terus demikian... sampai mati!!!

Benar sekali, jika tidak ada proses untuk bertanya pada diri sendiri..
mengapa kita hidup???
untuk apa???
bagaimana seharusnya hidup dijalani???
maka, hidup memang hanya akan menjadi rutinitas tanpa makna
dalam waktu yang terus berjalan maju.
Lalu, kita tersadarkan ketika semua sudah TERLAMBAT!!!.

Semoga...
hidup kita tidak menjadi seperti ’ternak’ seperti yang Tuhan gambarkan.
Amien...

Monday, May 24, 2010

Zupa Soup yang menggenapkan…

Ditemani salad buah, hot tea, pisang goreng ditaburi keju, aku dan seorang sahabat berbincang. Perbincangan ditutup dengan semangkuk Zupa soup yang disantap bersama, meninggalkan remah-remah pastry di atas meja, mengundang senyum dari para pelayan. Ya, semangkuk Zupa Soup punya ‘cerita sendiri’ yang hanya aku dan sahabatku yang tahu… Pengalaman yang mungkin akan mengundang senyum jika kami mengingatnya.

‘Kebutuhan’ atau ‘kepentingan’, dua kata itu muncul sebagai salah satu kesimpulan, mengakhiri perbincangan kami. Perbincangan yang membahas tentang perasaan, intuisi, analisis, kecenderungan-kecenderungan, dan kemungkinan-kemungkinan berdasarkan perilaku yang terbaca…

Menurut temanku, kebutuhan dan kepentingan adalah dua hal yang bisa mendrive seseorang untuk sampai pada satu keputusan atas apa yang akan dilakukan terhadap hidupnya. Bahwa seringkali, seseorang yang dihadapkan pada pilihan, ‘kebutuhan’ atau ‘kepentingan’ akan mendapati dirinya ada dalam situasi yang tidak sederhana. Pilihan apapun yang akan dimenangkan, akan sangat tergantung pada apa yang menjadi concern dominan dalam pemikirannya.

Kebutuhan…adalah apa yang dibutuhkan oleh seseorang dalam hidupnya. Bisa sesuatu secara fisik, atau sesuatu dalam konteks psikis. Kepentingan adalah apa yang seseorang ‘jaga’ dan coba lindungi. Jika berpijak pada perasaan, seseorang biasanya cenderung memenangkan perasaannya. Sebaiknya, jika berpijak pada realitas, kecenderungan untuk memilih ‘kepentingan’nyalah yang akan menjadi dominan.

Well, well… aku masih butuh waktu untuk mencerna lebih lanjut perbincangan kami. Tapi buatku menyenangkan untuk mencari tahu lebih banyak tentang bagaimana kita dapat memahami orang lain dengan lebih baik. Ya, ini adalah perbincangan ‘psikologi’ yang mencerahkan. Semangkuk Zoupa Soup telah menggenapkan perbincangan yang santai, berisi dan mengisi.

Nice moment…

(12) This is it !!!

Alhamdulillah..batas realitas terjelaskan…
Subhanallah, Allah benar-benar mendengar doaku. Aku berdoa tentang batas realitas dalam batas waktu. Dan inilah yang terjadi, batas realitasku terjawab satu pekan sebelum waktu yang kurencanakan..

Aku sudah membuat statement tentang ini semua…
Kepada Tuhan dan kepada diriku sendiri.
Dan aku…akan menepatinya…
InsyaAllah…

Hatiku menyimpan dan mengingat proses ini dalam cara yang indah
Kututup penggal cerita dalam batas realitasku ini dengan doa untuk semua
Berharap Tuhan berikan yang teraik,
untukmu, dia, dan aku…

Semua dimulai dengan bismilah,
dan berlabuh pada tawakkal.
InsyaAllah…

to be continued

Friday, May 21, 2010

(11) Tuhan memelukku....

Kuberitahu teman, pagi ini tangisku tumpah dalam doa selepas dhuha. Tangis yang sama juga pecah dalam tahajud ku tengah malam kemarin. Ya, aku menangis. Tapi sungguh, teman boleh percaya boleh tidak..tak ada ratapan dalam tangisku…tak ada sesal dalam air mataku… Tangisku penuh damai. Aku merasakan rasa syukur kepada Tuhan memenuhi jiwaku...lepas dan jujur...

Dihadapan Tuhan tak ada yang bisa aku sembunyikan. Hatiku terbaca jelas olehNya. Tuhan Maha Tahu, dan aku menyandarkan diri pada KemahaTahuan-Nya. Tuhan memelukku… itu yang kurasakan sejak awal aku menelusuri ‘rasa’ ini. DIA bersamaku, aku merasakannya!! Aku yakin, jika cinta ini BENAR untuk kami berdua, Tuhan yang akan membuatkan jalannya, menguatkannya, dan mengukuhkannya...

Tak ada sesal dalam hatiku, telah pilih keputusan untuk melangkah dalam rasa cinta ini. Aku menikmati perasaan ini apa adanya. Aku percaya pada rencana Tuhan atas hidupku. Inilah yang kusebut dengan ‘batas realitas’, konsep pemahamanku yang sempat membuat seorang sahabat berpikir bahwa aku seperti seorang peragu.

Well, aku tidak meragu dengan cinta ku padanya. Tidak sama sekali. ‘batas realitas’ adalah batas dimana aku menghormati keputusan pangeranku untuk memilih. Cinta ku ini melepaskan dia untuk memilih siapa pun yang dia yakini. Aku menghormati dia sebagai seorang pribadi yang berproses dengan cara dan keyakinannya sendiri...

Pagi ini…aku bagun tidur dengan hati yang tetap menyimpan rasa cinta untuknya.
Keyakinanku tetap berpijar, sambut semesta kemungkinan untuk hidupku.
Dengan senyum, aku ingin menghadapi rencana Tuhan atas hidupku.
Niatku menggenapkan ikhtiar, InsyaAllah sudah kuupayakan.
dan semesta kemungkinan...sesungguhnya tak pernah usai...

To be continued…

Thursday, May 20, 2010

(10) sudahkah kamu memilih???

Tak ada yang membuatku resah pagi ini ketika aku bangun tidur. Pagi ku sangat indah. Seorang teman mengirimkan sms doa yang indah, terasa ketulusannya di hatiku. Walau sempat mendapat telpon omelan dari atasan yang lagi kena syndrom 'keluhan pagi hari', aku mendapati diriku semangat menapaki hari baru. Bahkan, aku berbagi doa denganmu pagi tadi. Ya, karena pagi tadi indah, dan aku ingin berbagi denganmu...

Siang hari..aku mengerjakan pekerjaanku seperti biasa. Tak ada pertanda akan ada kabar yang membuat 'ciut' hatiku. Sampai sore hari tadi, aku mendapati tulisan di layar komputer....'engaged'... Sesaat aku terdiam...hening... Lalu aku berbisik halus, bicara pada diri sendiri, bilang: Oke... ini bisa benar, bisa juga tidak! Kuputuskan untuk bertanya langsung pada yang bersangkutan...

Tak perlu kubagi detail apa yang kutanyakan, dan bagaimana aku menanyakannya. Samar, aku merasakan, OK! Apakah ini batas realitasku??? Sejak awal aku memulai perjalanan ini, situasi ini adalah salah satu yang kupikirkan sangat mungkin terjadi. Bahwa aku...bukan yang terpilih...

Aku sedih...tapi tidak (mungkin belum) menangis. Well... life must go on!!! Sejak awal aku sudah katakan pada diri sendiri, dan pada teman-teman dalam perjalanan ini: sebelum terjelaskan pada diriku, siapa yang terpilih oleh hatimu, aku akan terus melangkah dalam keyakinanku, dengan ikhtiar dan doa. Ketika kamu sudah memilih...maka aku akan menghormati pilihanmu, tetap menemanimu dengan doa, semoga Allah merahmati dan menyayangimu senantiasa.

Aku tak rencanakan jatuh cinta ini. Buatku, bertemu denganmu, seperti Tuhan memberi nama dan wajah pada do'a-do'aku, tentang seorang pendamping. Sepenuh hati aku ikhtiarkan keyakinanku. Karena aku mengenal diriku tak mudah jatuh cinta. Aku percaya rasa cinta adalah milik Tuhan, yang bisa DIA simpan di hati siapapun yang DIA kehendaki. Perasaan ini adalah anugrah untukku dari Tuhan, dan aku tak ingin menyangkalnya... Sejak aku membuat pengakuan di hadapan Tuhan, hatiku telah memilihmu, dan sampai saat ini, aku masih memilihmu...

Well, Prince... adalah panggilanku untukmu...
so, all i wanna say...be happy my prince...
I do love you and happy to have this feeling for you....
Aku akan belajar untuk tetap bahagia, walau ini tak nyaman untukku
coz...penting untuk hatiku, melihatmu bahagia...

be happy my prince...
Aku berharap dapat berbagi masa depan denganmu,
tapi tak pernah berniat memaksamu
so far...kuanggap inilah batas realitasku...
Aku memilihmu... dan kamu memilih dia...
dan kepada Tuhan..kembali semua urusan...


to be continued...

Wednesday, May 12, 2010

(9) Rindu...Speachless... MATI GAYA!!!!

Teman...kuberitahu hari ini, bahwa jatuh cinta ini sering membuatku berada dalam situasi emosi yang lepas dan tidak terduga. Ya, salah satunya adalah aku sering diserang penyakit rindu. Rindu yang kronis dan akut. Lebay??? Xixixixi.. Gak apa-apa lah..mau dibilang lebay...melankolis... whatever..!!! Everyone has a free opinion about this. Melalui tulisan, aku hanya ingin berbagi kisahku apa adanya...:)

Hiks..hiks... rindu...rindu...rindu....
Ya, inilah situasi rinduku, tak tahu bagaimana sampaikan rindu, lalu speachless... Banyak yang ingin dikata, tapi MATI GAYA!!! Hahahahha... Tobe honest, belum pernah aku ada dalam situasi ini. Dengan cueknya, gak sadar, cool... pangeranku ini sukses mengacak-ngacak hatiku, berhasil menempatkan aku dalam rasa rindu, speachless..lalu MATI GAYA!!! Ckckckckckc... !!!

Well, inilah beberapa side effect dari fall in love yang aku rasakan. Jika rindu sudah semakin akut, yang jadi sasaran tembak biasanya adalah temanku. Tak terhindarkan, jadilah aku korban sempurna untuk sebab tawa terpingkal-pingkalnya. Lalu, dengan senyum menggoda dan wajah sok prihatin, temanku biasanya berkata "Ivy MATI GAYA????, kehabisan KATA???"...wkwkwkwkwkw!!!". Kalau sudah begitu, biasanya aku ikut mentertawakan diri sendiri, lalu kami pun tertawa bersama. Ahhh...teman-temanku, inilah kenapa kusebut cinta ini ceria, lepas, apa adanya, dan membahagiakan aku...

Hmmmmm.... boleh percaya boleh tidak, ingin kukatakan tak ada ratapan sendu dalam rindu ini. Rindu ini 'menyiksa'ku dengan cara yang tetap indah. Dalam banyak 'kasus rindu' yang terjadi, rindu seringkali membawa rasa teduh untuk hatiku, coz... rasa rindu mengajakku untuk semakin banyak berdoa. Ya, do'a adalah penawar rinduku. Dengan doa aku meminta, semoga Tuhan berkenan sampaikan rinduku pada hatinya, melimpahi kemudahan dalam aktivitasnya, meringankan hatinya, dan melindunginya dalam kebaikan, dan menentramkan hatinya...

Dengan do'a, jika Tuhan Berkendak,
aku yakin rinduku sampai pada hatinya...
Semoga... :) :) :)

to be continued...

Tuesday, May 11, 2010

Tabungan Kepercayaan...

Kemarin, menjelang sore, seorang teman datang padaku... tertunduk...lesu... Tidak lama kemudian dia menunjukkan padaku pesan di BB Massengernya, berisi penggal komunikasi dia dengan orangtuanya. Singkat, dia hanya bilang, ingin tahu apa pendapatku tentang apa yang tertulis di pesan BB Massengernya.

Hmmmm... Ini bukan kali pertama, juga bukan kali kedua! Temanku ini sudah berkali-kali mengalami hal yang sama: merasa tidak mendapat kepercayaan dari orang tuanya. Temanku ini merasa bahwa dia sudah dewasa, dapat menentukan pilihannya, dan merasa berhak untuk melakukan sesuatu dengan 'cara'nya sendiri. Aku tersenyum, sambil mencoba memilih kata yang tepat untuk disampaikan kepadanya. Ya, aku ingin memberi tahu dia, mungkin ada hal yang terlupakan oleh dia, yaitu sudahkah dia mengecek 'rekening tabungan kepercayaan'nya??? Ada berapa saldonya??? Masihkah ada cukup saldo untuk dia menarik 'tabungan kepercayaan' dari orangtuanya???

Aku sendiri, dalam interaksi pertemanan kami, merasakan bahwa dia sering 'menarik tabungan kepercayaan' tapi jarang mengisi tabungannya. Saldonya pun menjadi semakin berkurang. Mungkin dia belum paham dengan baik, bahwa kepercayaan adalah sesuatu yang kita tanam dan diupayakan. Kepercayaan bukan sesuatu yang hadir tanpa sebab. Perlu selalu untuk mengecek kualifikasi diri sendiri, sejauh mana kita sudah layak untuk mendapat kepercayaan dari orang lain.

Kadang kita tidak sadar...menuntut terlalu banyak, tetapi lupa untuk menyimpan atau memberi. Inilah salah satu yang mendasari pemikiranku, bahwa sedekah itu bukan memberi tetapi menyimpan. Bahwa arti menjadi 'kaya' adalah bukan pada seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang bisa kita berikan kepada orang lain.

Teman...kemarin sore aku kembali belajar, bahwa penting untuk selalu meningkatkan saldo tabungan kepercayaanku pada orang lain. Pada orangtua, pada keluarga, pada sahabat, rekan kerja...semuanya!!! Menabung kepercayaan berarti kita selalu berusaha menjadi orang yang dapat dipercaya. Jujur adalah jawaban tunggalnya. Jujur bukan berarti sempurna. Jujur adalah sikap apa adanya, dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang melekat pada kita sebagai manusia.

Kepada temanku dan untuk kita semua, aku berharap semoga kita selalu mawas diri untuk mengecek saldo 'tabungan kepercayaan' kita. Semoga Allah mengisi hati kita dengan kebaikan, kekuatan, dan keteguhan untuk senantiasa belajar menjadi orang yang dapat dan layak dipercaya... Seseorang dengan saldo 'Tabungan Kepercayaan' yang banyak!!! Sehingga, kita menjadi orang yang 'kaya', luas hati untuk mempercayai orang lain, sekaligus layak untuk dapat dipercaya! Semoga... :)

Monday, May 10, 2010

(8) Mengalir tenang...

Apa kabar teman? Lama tak bersua dalam kata dan cerita...
Sesungguhnya, bukan tak ada cerita mengalir... hanya ingin berhenti sejenak, dalami rasa syukur kepada Tuhan, enjoy every moment. Ya, aku ingin sejenak resapi sunyi, nikmati perjalanan cintaku apa adanya...dalam aliran yang tenang, sejuk, dan damai...

Teman...seperti yang pernah kusampaikan sebelumnya, dalam sunyi perbincangan dengan Tuhan aku mengolah 'rasa' ini. Dengan doa dan keyakinan, aku memulai perjalanan ini. Dengan kesungguhan ikhtiar, aku telusuri proses ini... Hanya dengan satu kalimat singkat aku ingin merangkum perjalanan proses ini, yaitu: mengalir dengan tenang...

Aku tak katakan bahwa hatiku senantiasa dalam keadaan prima jalani proses ini. Ada banyak 'warna rasa' dalam proses ini. Ada saat hatiku terasa dicubit, menyadari bahwa he still in relationship with someone. Ada banyak moment aku menangis terharu, bersyukur mendapati cinta ini ada dalam hatiku. Ada banyak situasi dimana aku speachless, tak tahu apa yang mesti dikata. Ada saat dimana aku mentertawakan diri sendiri, karena tanpa sadar sering senyum-senyum sendiri, bertingkah tak biasa, dan masih banyak moment lainnya... Semuanya melengkapi jiwaku dengan keindahan.

Well, tidak ada yang sempurna. Namun, ingin kukatakan, bahwa dalam ketidaksempurnaannya, cinta ini telah sempurna untukku. Aku tidak mencari yang lebih dari ini. Jika takdir sebatas pilihanku, maka aku sudah menetapkan pilihanku. Ruang yang tersisa dalam proses ini, adalah pilihan dia, dan keputusan Tuhan atas pilihan kami.

Aliran ini adalah perjalanan kisahku,
kisah yang akan terus mengalir,
mengalir dengan tenang...
InsyaAllah :)

to be continued...

Tuesday, April 27, 2010

(7) ...sunyi....

.............. .............. ..............
Sunyi.... pikiranku lagi sepi dengan kata-kata...
dan aku hanya ingin menikmati sunyi ini
menikmatinya dengan rasa syukur yang penuh kepada Tuhan

tenang...damai...ringan....

satu hal yang jelas bagi hatiku,
namamu...semakin menguat...

itu saja...
............................................


to be continued...

Monday, April 19, 2010

(6) Teman dalam 'perjalanan'

Teman, CINTA ini luar biasa bukan hanya karena dia hadir dalam hatiku saja, tetapi karena cerita yang melingkupinya: juga 'tidak biasa'. Sudah banyak aku menemukan 'ketidakbiasaan' dalam hidupku. Perjalanan hidupku, cita-citaku, orang-orang yang bertemu dan dipertemukan dengan aku, termasuk persinggunganku dengan teman-teman yang sekarang 'berjalan' menemaniku dalam proses ini...

Tulisan ini aku dedikasikan untuk semua teman-temanku, yang sudah bersedia untuk ada bersamaku dalam proses ini. Kehadiran mereka, dengan berbagai cara 'datang'nya mereka dalam proses ini, kusambut dengan rasa syukur kepada Tuhan. Aku percaya...hadirnya mereka bersamaku dalam cerita ini, adalah bagian dari 'jalan' Tuhan untukku.

Ada banyak perbincangan 'tidak biasa' dalam proses ini. Keragaman sikap, pandangan, juga statement mereka atas apa yang tengah berlaku dalam hatiku, telah memberi warna indah pada perjalanan ini. Sikap pesimis sebagian dari teman, sikap netral, mendukung, sekadar pendengar...atau benar-benar 'berjalan' bersamaku, semuanya menguatkan aku untuk terus melangkah, optimis dan semangat!!!.

Untuk teman-teman yang bersedia 'berjalan' bersamaku dalam proses ini, aku sungguh-sungguh merasakan ketulusan yang tak menuntut. Ada banyak 'jejak' dukungan yang samar tapi nyata dari mereka. I do feel it as a true support in my heart. Mereka benar-benar ada bersamaku, menemaniku, mendengarkanku, membantuku, memahamiku dan mendo'akan aku...

Cinta ini sudah indah dengan hadirnya dalam hatiku, dan menjadi semakin indah dengan memiliki mereka dalam kisah ini. Tuhan telah mengirimkan teman-teman yang 'tidak biasa', dengan cara yang 'tidak biasa', untuk kisah yang juga 'tidak biasa'.

to all my friends...
thanks for being with me on each every step i made
this is our story...not just mine...;)

to be continued...

Friday, April 16, 2010

dari kami, untuk dua teristimewa...

tak cukup kata tuk hantarkan rasa syukur kepada Tuhan
tak cukup perbuatan tuk balas apa yang telah diberikan
semua hanya mampu kami rangkum dalam kalimat
terima kasih Tuhan, telah berikan kepada kami,
dua orang teristimewa...

sebagai anak...
Kami dilepas dalam kebebasan untuk memilih
Kami senantiasa dihormati sebagai pribadi yang dinamis
kami senantiasa disayangi...apapun keadaannya...

puji dan syukur kepada Tuhan...
mohon kekuatan dariMu, atas niat dan keinginan kami
untuk selalu membuat mama dan papa tersenyum
untuk selalu memberi yang terbaik
untuk menjadi tabungan kebaikan bagi mama dan papa dihadapan Tuhan

mama dan papa bukan manusia sempurna
Tapi mama dan papa sempurna untuk kami

dari mama kami belajar tentang SEMANGAT
dari papa kami belajar bahwa hidup adalah PROSES BELAJAR
dari keduanya kami belajar,
bahwa hidup harus disyukuri, dijalani, dimaknai, dan diisi dengan kebaikan

untuk dua teristimewa...
atas kasih sayang, ketulusan, pengertian, penerimaan,
dan untuk semua yang tak mampu kami rangkai dalam kata
terima kasih... terima kasih tak terhingga...

Peluk hangat dari kami,
Ivon, Ivan, Ivy, & Irvan.

Tuesday, April 13, 2010

(5) Parasut Cinta

'Parasut' adalah istilahku untuk mengingatkan diri sendiri.. BE CAREFULL IVY!!!. Hidup bersahabat dengan kita dalam caranya sendiri. Tuhan memiliki kuasa mutlak atas hidup kita. Keputusan DIA terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tapi, ketidaksesuaian itu, justru adalah persepsi yang muncul karena keterbatasan pengetahuan kita, tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Pada titik ini, keyakinan kita pada TUHAN sungguh diuji olehNYa.

Sejak awal, aku sadar perjalanan cinta ini penuh risiko. Tapi, adakah hidup tanpa risiko??? Adakah cita-cita tanpa perjuangan??? Teman... DIAM atau MELANGKAH..sama-sama mengandung risiko. Dan aku memilih untuk MELANGKAH!!!

Sadar bahwa ini perjalanan penuh RISIKO, maka aku membekali diriku dengan parasut. Jika diibaratkan terbang, dengan cita, harapan dan mimpiku untuk dapat bersama dia, aku sudah terbang sangat tinggi teman. Harapan telah kupupuk dalam kerangka doa. Ya, dalam perbincangan denganNya, aku sudah meminta dengan lugas kepada Tuhan. Nama 'sang pangeran' sudah kueja dengan jelas di hadapan Tuhan, sebagai seseorang yang kuharap direstui olehNya untuk menjadi pemimpin ku dunia akhirat.

Semakin tinggi aku memupuk harapan ini, semakin tinggi risiko aku jatuh. Sepenuh hati aku berharap, parasut yang sudah aku siapkan ini, tidak perlu aku gunakan, karena Tuhan menyambut dan menerima doaku. Namun tetap...pasarut ini harus dalam kondisi baik dan prima. Berserah diri kepada Tuhan, dan mengingatkan diri sendiri bahwa hidupku ada dalam genggamanNya.

Aku berpotensi patah hati? Iya... Tapi di sisi yang sama, aku juga berpotensi dapat menemukan kebahagiaanku, karena bersama seseorang yang aku sayangi...
Lalu, kenapa tidak mencoba dan berharap mungkin aku akan berhasil ;)

InsyaAllah...
DIA ada dalam setiap jejak proses ini
InsyaAllah...
DIA dengan segenap kekuasaan yang melekat padaNYa,
adalah parasutku cintaku...

to be continued...

Sunday, April 11, 2010

'udah biasa' ala Media

Ada kejadian yang menggelitik akhir-akhir ini, berkaitan dengan pengakuan seorang
selebriti tentang status seorang bayi yang tak lain tak bukan adalah anaknya. Mari kita tidak usah bicara dalam konteks 'dosa' ataupun 'kepatutan' mengenai peristiwa ini. Itu ada ranahnya tersendiri, dan untuk tulisan ini saya tidak ingin melihat peristiwa 'pengakuan selebiti' ini dari sudut pandang tersebut.

Mari kita bicara dari sudut pandang Media. Media massa yang semakin hari semakin menancapkan kuku kekuasaannya dalam benak masyarakat. Media massa seperti telah menjadi 'guru' yang mengajarkan banyak hal secara samar..namun konsisten...dan mengalihkan secara perlahan-lahan 'arah berfikir' kita, tidak terkecuali saya mungkin...

Dari yang saya pelajari, setidaknya ada 4 fungsi media massa yaitu, to inform, to educate, to entertaint..(nah loh..aku lupa satunya apa ya??? :p). Satu hal yang jelas saya rasakan, media massa kini lebih banyak bertitik berat pada fungsi yang sebatas to inform dan to entetaint (menghibur).

Sesuatu yang sudah dimasukkan dalam 'kemasan' ala media, dapat menjadikan logika berpikir kita gak jelas. Karena media dengan kemampuannya untuk menyebarkan pesan secara masif dan terus menerus...tanpa sadar memenuhi alam pikiran kita dengan cara berpikir media. Sesuatu yang secara substansi sudah jelas SALAH, menjadi seakan 'hal biasa' dan tidak apa-apa. Proses pembelajaran hanya disampaikan sebatas 'permintaan maaf, bahkan kadang diselingi dengan ucapan bahwa semua terjadi karena kehendak Tuhan'. Ini sungguh meresahkan....

Pendidikan yang mencerdaskan bangsa, masyarakat yang melek media, menjadi salah satu tumpuan harapan untuk menahan atau setidaknya meminimalisir pengaruh negatif media massa. Semoga ada kedewasaan berpikir yang lebih bijak..bagi kita masyarakat selaku penikmati media massa, dan bagi institusi penyelenggara media massa... Bersama, mari kita berbagi tanggungjawab untuk mendidik generasi muda agar tidak 'terperosok' pada arah berpikir yang salah kaprah...

Media massa...please...
Jangan suburkan cara berpikir yang salah kaprah hanya karena rating!
Jangan jerumuskan generasi muda dengan tayangan2 yang menumpulkan akal dan nurani!
Jadilah alat untuk sebarkan lebih banyak kebaikan dalam kebenaran!
Yang SALAH..janganlah dikemas seakan itu 'sudah biasa' dan TIDAK MASALAH!!!
Menunjukkan bahwa sesuatu itu SALAH tanpa menghakimi dan menghujat, justru akan menjadi media pembelajaran yang berarti bagi masyarakat luas...

Kututup tulisan ini dengan ajakan untuk kita semua...mari saling ingatkan
untuk tidak terjebak cara berpikir 'udah biasa' yang salah kaprah ala media!

Friday, April 9, 2010

(4) Cinta = Gila ???!!!

Dari seorang teman aku pernah mendengar kalau Einstein punya pendapat juga dalam urusan cinta ternyata...hehehe. Einstein bilang, kalau Cinta = Gila!!! Wow!!! Aku seh tidak berniat untuk mengecek ke Prof. Google, dan cari tahu apakah benar Einstein mengatakan itu. Aku cuma tahu, bahwa aku jatuh cinta dan perasaan ini LUAR BIASA!!! Apakah rasa yang luar biasa ini bisa disamakan dengan gila? monggo...masing-masing bisa memberi label pada perasaaanya masing-masing... ;)

To be honest, sampai saat ini aku sendiri masih 'amaze' dengan apa yang bisa aku rasakan terhadap seseorang ini. Wow!!! Warna yang baru dalam hatiku. Deg..degan...harap-harap cemas...penasaran..dan ini dia..penyakit yang sering menawanku: RINDU!!! Aku pun jadi punya istilah baru untuk diri sendiri, ketika aku terperangkap dalam situasi yang bingung yaitu MATI GAYA!!! hahahahaha

Teman, aku tidak ingin berbagi kegilaan, tapi aku ingin berbagi cinta!!! Banyak teman yang bilang aku 'berbeda'. Ada yang shock malah..hehehehe.. It's new Ivy!!! Itu kata mereka. Kata-kata mereka membuatku berpikir, emang aku dulu kayak gimana ya??? Perasaanku, aku ya..begini ini adanya...

Well, aku akui, perasaan ini baru di hatiku. Aku tidak katakan bahwa aku belum pernah merasakan jatuh cinta. Ada tiga pengalaman yang bisa kunamakan 'cinta' dengan versinya masing-masing. Aku bahkan punya judul untuk ketiga proses cinta ku ini. Yang pertama kuberi judul: Cinta yang sederhana. Yang kedua: Cinta yang complicated. Dan yang sekarang, yang ketiga (kuharap pelabuhan terakhirku) adalah CINTA YANG MEMBUATKU LEPAS DAN BAHAGIA!!!

Mungkin perasan yang lepas dan bahagia ini yang membuat aura perasaanku dapat dikenali oleh orang lain sebagai sesuatu yang berbeda dari seorang Ivy. Coz, YES!!! Aku merasakan energi yang menggerakkan dari perasaan ini. Perasaan ini membuatku tetap ceria dalam ketidakpastiannya. Perasaan ini memberi rasa ringan dan damai dalam hatiku. Perasaan ini kuyakini BENAR dan akan aku perjuangkan. Yes, aku akan telusuri semesta kemungkinan ini!

Ingin kututup tulisan ini dengan mengambil kata-kata seorang teman...
'that's ok Ivy...sometime love just go crazy'
Cinta = Gila ???
yah...aku mungkin sedang mengalaminya teman... =)

to be continued...

Wednesday, April 7, 2010

Semesta Kemungkinan

Dunia adalah semesta kemungkinan. Apa yang sudah terlalui adalah rantai kemungkinan-kemungkinan yang sudah diperlihatkan oleh Tuhan kepadaku. Waktu...sampai aku dijinkan oleh Tuhan menempuh sebagian sisa jatahku...masih menyimpan semesta kemungkinan yang lain. ”Hidup adalah pilihan”. Semesta kemungkinan yang ada di dunia membuat kita senantiasa dihadapkan pada pilihan hidup.

Terselip pertanyaan...Mengapa 'memilih' ketika hidup memang sudah digariskan oleh Yang Maha Hidup? Mengapa ada 'kebebasan memilih' ketika Skenario Utama sudah selesai ditulis... ”Pena-pena telah diangkat, lembaran-lembaran telah kering”.Semua kejadian telah tertulis di Lauh Mahfudzh... Dimana ruang ikhtiar itu berada? Satu ruang dimana manusia memiliki kebebasan untuk mendefinisikan apa arti hidupnya???

Aku berpikir bahwa takdir Tuhan itu seperti sebuah sistem yang bekerja dengan cara yang sangat..sangat...sangat super istimewa. Aku tidak bisa gambarkan dengan kata-kata. Tuhan mengilhami pada setiap hati manusia jalan kebaikan dan jalan keburukan. Potensi yang mana yang ingin kita tumbuhkembangkan, adalah pilihan kita. Aku pun berkeyakinan, dalam ke-Maha Tahu an-Nya, Tuhan menghormati setiap pilihan kita.

Teman, berpikir bahwa hidup adalah semesta kemungkinan, membuat pikiran terasa meluas. Karena 'semesta kemungkinan' mengajak kita untuk berpikir lebih dari apa yang dihadapkan oleh realitas kepada kita. 'Semesta Kemungkinan' mengajak kita untuk tetap optimis menjawab misteri dan ketidakpastian masa depan. 'Semesta Kemungkinan' mengajak kita untuk selalu sadar, bahwa hidup adalah BERBUAT bukan sekadar MENUNGGU. 'Semesta Kemungkinan' adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk terlibat dalam menulis sejarah hidup kita!!!

Mari kita isi 'semesta kemungkinan' hidup kita dengan prasangka baik kepada Tuhan, dan terus semangat berbuat yang terbaik untuk cita dan harapan... masa depan...cita-cita...karir...jodoh...apapun konteksnya... mari kita luaskan 'semesta kemungkinan' hidup kita, juga orang-orang yang kita cintai. Senang, bahagia, duka dan sedih...adalah dinamika hidup, wujud kasih sayang Tuhan, bagian dari semesta kemungkinan yang Tuhan tuliskan dalam sejarah hidup kita. Mari tersenyum dan semangat sambut 'semesta kemungkinan' untuk hidup yang lebih bermakna dunia dan akhirat... =)

Memudar dengan Damai

Matahari itu masih sama
Bulan itu masih sama
Pasukan Langit bekerja seperti yang telah Dititahkan
Waktu terus melangkah tak menoleh ke belakang
Semua berjalan...berjalan dengan kesemestiannya
Betapa roda-roda hidup tak akan pernah berhenti
Sampai sangkakala menggelegar
dan mengoyak bumi menjadi serpih-serpih halus

Di satu sudut bumi diriku berpijak
Salah satu dari sekian milyar juta denyut nafas
aku... adalah salah satu yang telah direncanakan oleh-Nya

hidup adalah mencari
hidup adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh-Nya
hidup adalah menerima apa yang diberikan oleh-Nya
hidup adalah prasangka baik pada kebijaksanaan-Nya

semua ”diri” memudar
menyatu dengan hakikat yang masih harus terus dicari
sepanjang masa...sepanjang napas...

Realitas membimbingku untuk mengerti banyak hal
Harapan mengajakku untuk berani miliki mimpi
Kuasa-Nya bawa aku pada langkah ikhtiar
Ketidakberdayaan tundukkan aku pada penerimaan

Aku bahagia dengan keadaanku
Aku bahagia dengan apa yang aku miliki
Aku bahagia dengan asa yang terjawab dan belum terjawab
Aku bahagia dengan hidupku...

Untukku...
Betapa kasih-Nya tak berujung
Betapa pengertian-Nya tak berbatas
Betapa sapa-Nya selalu hangat
Inilah yang aku cari...
Sang Satu...dengan segala kesatuan yang melekat pada-Nya
Tidak ada yang lain...hanya Satu...

Terima kasih KEKASIH...

Bandung, September 2006

Tuesday, April 6, 2010

(3) Seseorang Sudah dan Sedang Bersamamu...

Bisik hati ini kutujukan padamu. Sosok yang telah membuat hatiku tersentuh oleh cinta. Ini adalah kejujuranku padamu atas perasaan yang kini tengah melingkupiku. Cintaku...harapanku... situasiku...dan realitas yang ada diantara aku dan kamu.

Aku tidak ingin mengeluh dengan situasi ini. Karena aku yakin, ini adalah bagian dari skenario Tuhan untuk mengajariku sesuatu. Cinta ini tidak ingin kusangkal. Keyakinan ini tidak ingin kuhadang. Perasaan ini nyata untukmu. Cinta ini memenuhiku dengan energi yang positif, memberi damai dan tenang pada jiwaku. Situasi ini tidak bisa kukatakan mudah...tetapi juga bukan sesuatu yang ingin aku buat rumit. Dengan rasa syukur kepada Tuhan, aku menerima semua paket konsekuensi dari perasaan ini, termasuk menyikapi situasi bahwa seseorang sudah dan sedang bersamamu saat ini....

Ada banyak pilihan untukku menghadapi perasaan ini. Aku bisa saja berbalik arah, menolak untuk melanjutkan perjalanan ini... Tapi aku tidak memilih jalan itu. Dengan kesadaran penuh aku memilih untuk menghadapi perasaan ini. Kamu tahu mengapa??? Karena cinta ini melampaui diriku dan dirimu. Cinta ini tidak hanya berhenti pada tujuan: aku dan kamu dapat bersama. Harapanku atas kebersamaan kita adalah sarana untuk tujuan yang lebih besar. Aku mencari teman yang bersedia menemaniku menelusuri makna dan arti hidup. Aku percaya padamu, dan berani untuk berbagi hidup denganmu, karena aku yakin, Tuhan adalah tujuanmu sebagaimana DIA pun menjadi tujuanku.

Seseorang sudah dan sedang bersamamu...
Fakta ini aku peluk dengan damai, percaya pada Tuhan, bahwa keyakinan ini bukanlah sesuatu yang sia-sia untuk aku perjuangkan. Tuhan Maha Tahu tentang niat setiap hambaNya. DIA tahu apa yang aku perjuangkan, dan lebih dari itu, DIA mengerti apa yang aku butuhkan. Kepada Tuhan aku sampaikan sepenuh hati harapanku untuk dapat bersamamu... dan Tuhan mengetahui apa yang tidak aku ketahui. KepadaNya lah kembali semua urusan...

Kepadamu ingin kukatakan...
Cinta ini hadir dengan cara yang indah dalam hatiku
Cinta ini hadir utuh untukmu, tapi bukan untuk memaksamu
Jika saatnya tiba, ntah aku atau kamu yang memulainya
aku yakin, kita akan berbicara tentang cinta ini...

Aku percaya...
Segala sesuatu ada ukurannya
setiap ukuran ada ketetapannya
dan setiap ketetapan, ada waktunya...
kapan tibanya waktu itu?
masih menjadi misteri untukku, untukmu,
juga untuk seseorang yang sudah dan sedang bersamamu saat ini...


to be continued...

Monday, April 5, 2010

Sudut yang Mulai Pengap...

Apakah sulit berbeda tanpa menghujat? Apakah sulit tak sependapat tanpa saling merendahkan satu sama lain? Aku percaya bahwa dunia menjadi indah dengan keragamannya. Dan hampir semua orang meyadari dan mengakui itu. Tapi mengapa??? ketika dihadapkan pada perbedaaan, justru sikap antipati yang dikedepankan??? Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, tanpa mengabaikan sekelilingku. Harapanku atas diriku, dan harapan lingkungan atas diriku….adalah dua hal yang aku harap dapat aku selaraskan.

Pagi ini suasana terasa sunyi dalam hatiku…
Di lingkungan terdekat, aku banyak menemukan ketidaksepahaman. Aku bukan sok penting berpikir bahwa dalam situasi tersebut aku menempati porsi yang penting. Aku bukan siapa-siapa dalam hal ini. I’am no body for them... Tapi itu tidak berarti aku tidak menghargai diriku sendiri. Aku hanya berharap dapat bersikap proporsional dalam hal ini. Tidak sesiapapun yang aku bela, atau aku agungkan. Demikian pula sebaliknya, tidak sesiapapun yang aku deskriditkan. Alhamdulillah..sampai dengan saat ini, aku melihat ini sebagai satu proses dinamika kehidupan, yang menawarkan banyak hikmah dan pelajaran..andai saja aku berkenan untuk tidak sekilas memikirkannya. Dan aku sedang berusahan untuk melakukan itu semua.

Kecerdasan karena ilmu, bukanlah modal untuk berbuat tidak baik kepada sesama. Kecerdasan seseorang selayaknya menjadi penuntun untuk sebuah kearifan dalam berpikir dan menerima perbedaan. Ilmu adalah milik Allah, dan DIA titipkan kepada siapapun yang DIA kehendaki. Sungguh tak tahu malu, jika titipan yang DIA selendangkan pada kita, justru kita gunakan untuk mendurhakai-Nya. Dan aku percaya kepada apa yang namanya hari pembalasan, yaitu hari dimana semua dipertanggungjawabkan. Mengingat ini, semoga membuatku semakin berhati-hati dalam menjalani hidup.

Situasi yang kini sedang berjalan dihadapanku, adalah satu paket konsekuensi yang harus aku terima buah dari serangkaian keputusan atau pilihan yang sudah aku ambil. Mengungkapkan ini, bukan berarti aku menyesal dengan apa yang sudah aku putuskan. Sama sekali tidak!. Aku mengemukakan ini untuk kembali menyegarkan ingatanku, bahwa penting bagiku untuk mengevaluasi dan mengkaji ulang setiap proses yang dilalui. Dengan demikian, aku berharap menjadi orang yang senantiasa belajar dari siapapun, apapun, kapanpun, dan dimanapun…

Ada banyak kotak-kotak kepentingan yang kini sedang bermain. Sepeti kata Emha Ainun Najib, hidup dengan prasangka buruk, sungguh hanya akan membuat resah hati. Dari semua frgamen ini, satu hal yang perlu aku waspadai adalah diriku sendiri. Apakah aku turut bermain kepentingan? Menghitung situasi hanya berdasar rujukan seberapa besar manfaatnya untuk diri pribadi? InsyaAllah tidak! Aku tidak mau hidup diperbudak oleh keinginan diri sendiri! Nafsu! Serakah! TIDAK!!!

Yang aku inginkan adalah hidup yang damai, ringan, dan penuh makna. Bermanfaat lebih banyak bagi tegaknya kalimat Allah dalam setiap peran yang Allah berikan untukku. Karena itu, aku mencoba merangkum doa untuk dipanjatkan kepada Allah, hanya dalam satu kalimat yang tidak terlalu panjang. Kepada Allah...”Aku mohon diluaskan hatiku untuk menerima apapun yang Allah hadapkan kepadaku. Ikhlas..dan terus bersyukur”. Betapa indah hidup tidak banyak menuntut, tapi selalu segar dalam semangat berbuat yang terbaik. Argo Allah tidak pernah salah dalam mencatat. Sepanjang hati diniatkan lurus, perilaku ditata lurus, insyaAllah...pertolongan Allah bukanlah sesuatu yang jauh untuk dicapai.