Monday, September 20, 2010

(20) DO the Love....

Ada beberapa nama istimewa yang kupasang ringtone khusus di handphoneku, salah satunya adalah nada panggil untuk nama pangeranku. Amat sangat jarang aku menerima telepon dari pangeranku, dan tengah malam itu, nada panggil istimewa itu membangunkan tidurku, membawa berita tentang aku, pangeranku, dan kekasihnya…

Malam itu adalah malam kami bertiga bertemu dalam kisah ini. Kami bertemu dalam ruang ‘rasa’ dan intuisi melalui kebenaran yang menyeruak ke permukaan. Seseorang terluka karena kebenaran itu. Dia adalah kekasih pangeranku. Sungguh aku tak berniat menyakiti siapapun. Dalam sudut pandangku, setiap sisi konsekuensi dari kebenaran ini adalah ‘ruang belajar’ untuk masing-masing dari kami. Cemburu menjadi wajar, gelisah dalam batas tertentu adalah manusiawi. Sejak awal aku yakin, pada titik waktu tertentu, semua yang terkait proses ini akan mengetahui kebenaran ini. Kebenaran tentang cinta dan keyakinanku. Dalam situasi masing-masing, aku harap kami bertiga dapat tetap saling menghormati.

Lalu, apa yang terpahami oleh hatiku tentang semua rangkaian proses ini???

So far…

Aku merasakan bahwa cinta ini berproses, bergerak, dan beranjak dari waktu ke waktu. Sejak muncul tak terduga dalam hatiku, lalu menguat dalam keyakinan hingga detik ini, cinta ini telah menunjukkan banyak keajaibannya padaku. Aku merasa tak perlu berdebat dengan situasiku yang ‘terlihat’ rumit, ataupun sibuk mempertanyakan kenapa cintaku justru tumbuh untuk seseorang yang sudah memiliki kekasih. Tuhan selalu menyimpan alasan baik untuk setiap kejadian. Cukup jalani semua ini apa adanya. Aku percaya “THERE IS NO COINCIDENCE” in this world, pun termasuk pertemuanku dengan pangeranku.

Aku memahami hidup sebagai rangkaian kesempatan dan pilihan yang disediakan oleh Tuhan. Setiap pilihan membawa serta semua konsekuensinya. Aku telah memilih cinta ini, menetapkan tujuanku, dan berjalan pada garis ikhtiar untuk mewujudkannya. Pada ruang yang berbeda, sejauh yang bisa kupahami dari komunikasi verbalnya padaku, pangeranku pun sudah memilih. Kami sudah memilih jalan masing-masing. Kemana masing-masing pilihan ini akan berujung, tak ada satupun dari kami yang mengetahui. Satu hal yang jelas bagi hatiku, nama pangeran semakin tegap dalam doa-doaku.

Teman, keyakinan ini bergerak misterius dalam hatiku. Jejaknya gaib, tetapi YAKIN itu nyata ada dalam hatiku, tegap dan kokoh. Dari jauh, menembus ratus kilometer, jelas suara pangeranku menghantarkan kalimat “aku tidak akan menghubungimu lagi, aku mencintai pacarku dan tidak mau kehilangan dia”. Aku tidak tahu kenapa, kata-kata itu justru semakin menebalkan keyakinanku atas proses ini. Aku tahu aku akan menangis rapuh jika benar dia terlepas dari sisiku. Tapi semua risiko sebanding dengan berharganya keyakinan ini untuk di perjuangkan. Lillahi Ta’Ala… kuniatkan semua bentuk ikhtiar sebagai bukti dihadapan Tuhan bahwa aku bersungguh-sungguh dengan semua yang kuniatkan atas perasaan dan keyakinan ini.

Kepada Tuhan aku berbicara tentang semuanya, cintaku, harapan dan keyakinanku, juga ketidaktahuan dan ketidakberdayaanku atas kuasaNya. Kepada orangtua aku bebaskan hati mereka untuk jernih melihat proses ini dan menemaniku sesuai arah keyakinan mereka. Alhamdulillah, aku mendapati mereka ada bersamaku dalam doa. Mereka merestui cintaku. Juga sahabat dan teman-teman yang turut berbagi kebeningan dalam doa atas nama cinta yang kurasakan untuk pangeranku. Aku melihat dan merasakan ketulusan yang sebenar-benarnya, seiring harapan mereka semoga Tuhan memberikan yang terbaik untukku dan pangeranku.

Kulepaskan pangeranku untuk berproses dengan keyakinannya, membiarkan dia mengolah semuanya dalam ruang batin yang jernih. Tidak satupun dari kami bertiga yang mampu melawan kuasa Tuhan. Dalam semua harapan dan mimpi kami, aku, pangeranku, dan kekasihnya… kami mutlak dibatasi oleh kehendak Tuhan. Aku telah memilih cintaku, mengikhtiarkannya, lalu menyerahkannya kepada Tuhan…

Mengutip perkataan seorang sahabat
“DO the Love and may LOVE will love you”
semoga DIA selalu mencintaiku…

to be continued….

2 comments:

  1. In this case, i believe in a words say "Quality is more valuable than quantity". Jangka waktu manusia tak mampu menahan kuasa sang pencipta. Sekian lamanya seseorang bersanding bersama orang lain,bukan berarti mereka adalah jodoh, sblm mereka terpisahkan oleh maut.
    So.. keep the mind REALISTIC.

    ReplyDelete
  2. Ga kebayang gimana caranya "LOVE will love you"
    Ksh tau dong....

    ReplyDelete