Tuesday, June 15, 2010

Catatan Satu Pekan Tentang Kejujuran

Satu wajah tertunduk lemas, malu, kecewa, dan mungkin marah padaku… Beberapa contekan kudapati di bawah lembar jawabannya. Di lain waktu, satu mahasiswa kepergok sedang asyik gogling informasi melalui Blackbery, mencontek dengan gaya baru!!. Ada juga yang sibuk lirik kanan dan kiri, berharap ada yang bermurah hati sumbangkan ‘isi kepala’ untuk penuhi lembar jawaban ujian. Bermacam gaya, cara, dan upaya dilakukan. Tujuannya ingin mendapatkan nilai sempurna, tercetak di transkrip nilai, bekal untuk mendapatkan pekerjaan yang mampu mensupport masa depan sukses cemerlang.

Well..well…sungguh tidak ada yang salah dengan niatnya. Tetapi, cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan, adalah sesuatu yang akan mewarnai kualitas dari hasil yang dicapai… Tidak ada yang salah dengan niat untuk mendapatkan nilai sempurna. Tidak ada yang salah dengan keinginan untuk mengantongi Transkrip Nilai bertuliskan IPK 3 koma sekian…. Forsure, aku tidak mengajak untuk menyalahkan orang. Aku hanya ingin merangkul lebih banyak teman yang bersedia saling bantu, mencapai apa yang diniatkan dan dicita-citakan dengan cara yang jujur dan terhormat.

Sekilas, di mata mahasiswa, atau bahkan di mata rekan kerja, aku mungkin terlihat sangat semangat dan cenderung haus untuk menemukan contekan di ruang-ruang ujian. Tidak demikian sesungguhnya. Selama satu pekan menyusuri ruang-ruang kelas, aku mencoba untuk mengisi hatiku dengan doa dan harapan, semoga kejujuran lebih banyak dari ketidakjujuran, semoga semakin sedikit contekan yang aku temukan di kelas, semoga semakin banyak mahasiswa yang percaya pada apa yang ada di dirinya, bukan percaya pada selembar atau berlembar2 contekan hasil ketekunan dan kreativitas dalam ketidakjujuran… Tidak ada kebanggaan ketika menemukan contekan, yang ada adalah rasa sedih dan kecewa…

Yup!! Komitmen jujur adalah perjuangan. Ada banyak godaan untuk berbuat tidak jujur. Mahasiswa yang memilih untuk jujur, akan menyediakan dirinya untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Pejabat yang menjadikan jujur sebagai sikap jiwanya, tidak akan menyia-nyiakan amanah rakyat ketika memimpin umat. Mahasiswa adalah asset. Mereka adalah calon pemimpin masa depan. Ada banyak orang pintar di negeri ini, tapi sungguh tak mudah menemukan orang yang jujur. Tapi kita tidak boleh putus asa. Karenanya, hayuuuu memilih untuk tidak menyerah pada ketidajujuran. Sekecil apapun yang bisa dilakukan, mari menjadi pribadi yang terus belajar untuk tetap menjadi jujur.

Masa ujian di kampus memang sudah, namun masih menyisakan banyak catatan dalam pikiran dan hatiku. Benih-benih kejujuran harus ditanam lebih banyak lagi. Kita akan selalu membutuhkan orang-orang yang jujur!!! Negara kaya yang bernama Indonesia ini sudah semakin tua dan keropos karena digerogoti oleh penguasa yang tidak jujur. Perhaps, kepada generasi muda, kita tidak bisa meninggalkan Indonesia dalam keadaan gemah ripah loh jinawi. Tetapi kita selalu punya pilihan untuk menanamkan benih kejujuran, mewariskan pelajaran yang berharga tentang keindahan dalam kebenaran.

Mari menjadi orang yang memulai untuk bersikap jujur, mempertahankan kejujuran,
dan melestarikannya sebagai keteladanan dalam berperilaku…

hayuuuu bareng… 


No comments:

Post a Comment