Thursday, October 7, 2010

(24) Sabtu ceriaaaaaaaaaa ;)

Akhir pekan awal Oktober 2010, adalah salah satu dari sekian banyak moment berkesanku bersama kehidupan. Tulisan ini kubagi dan kunyatakan sebagai salah satu bentuk ekspresi bersyukur-ku atas banyak hal baik yang Tuhan izinkan terjadi padaku. Sebelumnya, sempat terpikir untuk memisahkan tulisan ini dari kisah "Esprit Glow". Tetapi kemudian aku menyadari, bahwa kisah ini pun sangat bertaut dengan proses perjalanan 'rasa' ku bersama sang pangeran.

Bagaimana semua saling mengait satu sama lain ???
Tak bisa lain kukatakan bahwa simpul yang menautkan kami adalah "spirit" teman...
Ya. True spirit yang membuat kisah kami saling terhubung satu sama lain.
Lebih dari itu, keterkaitan kisah ini adalah karena orang yang akan kuceritakan (selanjutnya akan kutulis dengan nama panggilan 'Bro'), juga temasuk salah satu dari sekian orang yang bersedia berbagi kebeningan doa atas nama cinta yang aku rasakan untuk pangeranku.

***

Perkenalanku dengan Bro difasilitasi oleh seorang sahabat dekatku. Awalnya sangat sederhana, bermula dari ‘statement’ Bro yang dibagi ke aku oleh temanku. Radar intuisiku seketika menangkap kalau Bro ‘different’. Pada sahabatku aku minta untuk dikenalkan. Kami pun berkenalan. Surprise lagi buatku ketika mengetahui, bahwa ternyata sudah sejak beberapa tahun yang lalu sahabatku ini berniat mengenalkan aku pada Bro. Bahkan, pada satu waktu ketika aku dan Bro berada di kota yang sama, dia berniat mempertemukan dan memperkenalkan kami. Tapi karena sempitnya waktu, niat ditunda oleh sahabatku. Aku sendiri sama sekali tidak tahu menahu mengenai niatnya. Baru beberapa bulan yang lalu kami dikenalkan, dan baru beberapa hari yang lalu sahabatku terbuka tentang niat ‘terselubung’nya itu. Sahabatku bilang, tampaknya memang baru sekarang jodohnya kami untuk dipertemukan. Buatku sendiri: everything just in perfect time ;).

Well..well..well… perbincangan pun dimulai…

Aku menulis surat elektronik padanya, bertanya banyak hal, dan mendapati dia berkenan menjawab dan mendampingi rasa ingin tahuku dengan perhatian dan kesabaran. Belakangan kuketahui ternyata perbincangan melalui surat dengannya, bukanlah sesuatu yang bisa terjadi begitu saja. Suratku sebelum sampai ke Bro ternyata harus melewati semacam proses ‘sortir’ oleh seseorang yang bisa dikatakan 'berkuasa' untuk meneruskan atau menahan surat ku itu. Hmmm… suratku sampai selamat kepada Bro, kurasa juga ada campur tangan rekomendasi sahabatku ;).

Bersama Bro aku menemukan dan merasakan atmosfir perbincangan yang 'menggigit'. Pada sosoknya aku menemukan pribadi dengan keunikan yang menurutku sangat 'limited edition'. Teman, aku selalu mudah terpikat dengan orang-orang yang dalam jiwanya menyala semangat untuk 'hidup' dan 'menghidupi' kehidupan. Orang-orang yang peduli tidak hanya tentang hidupnya sendiri, tetapi penuh kasih pada lebih banyak hidup orang lain. Orang-orang yang menampilkan kesederhaan tetapi sesungguhnya menyimpan kedalaman dan kekayaan jiwa yang luar biasa. Orang-orang yang tidak ‘kalap’ dengan pernghormatan manusia, karena sadar hanya Tuhan yang layak untuk dimuliakan dan diagungkan. Sayang, orang-orang seperti ini cukup langka untuk ditemukan, karena dunia semakin hari semakin sesak dengan orang-orang berkepribadian ‘topeng’. Aku bersyukur telah menemukan lagi satu dari sedikit orang-orang 'langka' itu.

Bro memunculkan banyak ‘curious’ dalam hatiku. Melalui perbincangan2 kecil, dia mengajakku untuk meneropong sekaligus menyelami lebih ‘jauh’ dan lebih ‘dalam’ tentang hakikat dari banyak hal. Bagi Bro… Jiwa yang ‘hidup’ (Bro mungkin akan membahasakannnya dengan ‘freedom’) adalah titik awal dari semua hal pengundang keajaiban ke dalam hidup seseorang. Bahwa jiwa yang ‘mencari’ akan selalu diiringi oleh pembinaan dan pendampingan secara langsung oleh Tuhan, bahwa Tuhan tidak pernah mengingkari hambaNya yang berserah. Latar belakang pengalaman hidupnya yang masih samar buatku, kuyakin telah menjadi proses yang mengasah, menghempaskan, melukai, juga menguatkan, sehingga membentuk dan menjadikan Bro seperti riil adanya dia saat ini. Semoga Tuhan selalu mencintainya.

Pernah Bro berbicara tentang proses ‘transformasi diri’ yang menurut Bro sangat sederhana sejatinya. Transformasi memang selalu melesatkan orang, dan kebanyakan orang menginginkan karena bagusnya saja, tetapi lupa bahwa di belakang semua itu akan selalu ada proses yang harus di’bayar’. Bro tidak suka sesuatu yang ragu dan ambigu. Menurut dia, kontemplasi itu ada bersama tindakan, bukan mendahului tindakan. Hanya dibutuhkan ‘kemauan’ untuk memilih, sedang keberanian adalah bentuk motivasi saja.

dan lain-lain…. dan lain-lain…. :)

Satu lagi dari banyak hal yang membuatku terkesan adalah ketika Bro berkenan berbagi pemahaman dan pengalamannya tentang bagaimana “mendidik dengan cinta yang sadar". Aku punya minat yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Yaitu pendidikan yang berbicara tidak hanya sebatas transfer ilmu untuk memenuhi ranah kognitif, tetapi lebih jauh, bagaimana menjalankan konsep pendidikan yang dilandasi dan diisi oleh cinta, dalam keteladanan dan pendampingan yang utuh dari orangtua. Menjalankan konsep pendidikan seperti demikian, dibutuhkan lebih dari sekadar kecerdasan kognitif dari para orangtua. Mengutip perkataan Bro “Cinta yang membimbing, bukan ilmu, bukan uang”.

Satu catatan penting buatku, Bro, bukan hanya bicara, tetapi dia melakukannya. Dalam konteks pendidikan ini, Bro bahkan sudah membagi sebagian dari pemahaman dan perilakunya tentang ‘cinta yang sadar’ itu ke dalam sebuah buku. Aku beruntung mendapat satu buku, dikirim langsung ke alamatku. Di halaman awal Bro selipkan pesan singkat: “Ivy, janganlah ini menambah berat permenunganmu, tapi hendaklah ini meneguhkanmu, melangkah dan mewujud”. Ketika membaca itu aku merasakan ada energi yang masuk ke tubuhku, membuatku bergetar dan tersenyum happy. Bagiku, itu adalah pertanda bahwa Bro mengirim kata-kata itu dengan hati yang tulus untukku. Gelombang ketulusan tidak pernah salah alamat, itu yang sejak dulu kuyakini.

Bro banyak memberitahu dan membantuku. Pernah satu waktu aku bertanya tentang sesuatu padanya. Membaca jawabannya membuatku tertawa dan tersenyum hampir seharian akibat isi surat yang sebenarnya ‘menampar’ tetapi dikemas dengan jenaka. Pada saat kali pertama aku menerima telpon langsung dari Bro, kusinggung ‘tamparan’ nya itu, dan kami pun tertawa bersama. Bro mentertawakan aku, dan aku mentertawakan diri sendiri.

Ahhhh… You know my friends… Jika saat ini aku tidak sedang dalam komunikasi yang terputus, akan kubagi dengan pangeranku tentang berbagai isi perbincanganku bersama Bro. Kuyakin, pangeranku akan menyukainya, dan kami akan bersemangat untuk menelusuri lebih jauh tentang hal-hal baru (juga tentang hal-hal lama yang disadarkan dan diingatkan kembali) yang disampaikan oleh Bro.

Berbagi dengan orang-orang yang istimewa di hatimu, membuat semua akan menjadi lebih indah dan bermakna. Perbincanganku dengan pangeran, tak selalu tentang hal-hal yang serius. Diantara berbagai celetukan konyolnya yang sangat mudah membuatku tertawa, dia senang berdiskusi dan berbincang tentang permasalahan umat. Diantaranya bagaimana situasi perbedaaan yang seringkali disikapi dengan pikiran yang sempit lagi dangkal, pertengkaran2 dan pertikaian sesama saudara, sampai perbincangan tentang industri musik yang sering buat dia ‘gemes’ karena dianggap terlalu mengikuti selera pasar sehingga mengesampingkan kualitas...hehehe.

Pangeranku, juga Bro, sama-sama prihatin pada banyak hal yang mungkin bagi kebanyakan orang sudah dianggap ‘biasa’ dan tidak perlu dipikirkan. Mereka mengambil jalur yang tidak biasa dalam cara berpikir, sudut penyikapan, dan aktualisasi tindakan. Mereka ‘mencari’ dan senang ‘mencari’, karena mereka adalah seorang 'pencari'.

****

I miss my prince...

****

To be continued….

8 comments:

  1. SENANG...memang menyenangkan kita dapat bertemu dengan orang yg satu 'frekuensi' dengan kita. Pembicaraan didalamnya bukan sekedar tertawa lepas, tapi sungguh banyak 'daging' yg terkandung didalamnya. Sama seperti halnya saya yg juga sangat menyenangkan when sharing with my Sis Ivy. That why I really miss to talk with her again.

    Keep to share ya Sis... :)

    ReplyDelete
  2. @cosmic girl:
    big hugs for u my dear...
    U have taken a big part of my journey. I love the way you keep objective, support without judgment, put everyone as a free person to decide... I love you.

    ReplyDelete
  3. @Hendra:
    Thank you. Good Bless You :)

    ReplyDelete
  4. Assalamualaikum saya jadi tergelitik untuk berkomentar, ketika baca tentang music industries di negeri ini.. :D

    musik di negeri ini memang nampaknya ngikut pasar.. (sama seperti ketika 2 dekade silam, film indonesia juga mulai menuju kesitu)...

    dan makin hari... perfilman indonesia makin ga keruan kualitas ceritanya.. ketika para pakar film ditanya "what happen with the movie industries?" mereka bilang "..lah pasar kan inginnya yang kaya gini??"

    tapi begitu ada beberapa film yang berani tampil beda.. seperti AADC & Petualangan Sherina... yang tidak ikut arus..

    akhirnya dunia perfilman kita sudah mulai membaik.. saya melihat (dan berharap).. dunia musik kita bakal kaya gitu juga.. ^_^ become better & better...

    ReplyDelete
  5. @Alvin:
    Heyyy...surprise to have you here.;)
    Yes, hope music industry in our beloved country,
    become better and better ^-^

    ReplyDelete
  6. Amiinn...

    ^_^...

    hahahaha...
    actually..I drop here sometimes..
    ..
    but, it's my first comment here..
    <..err... the comment above is my first..
    this one is my second.. >

    ReplyDelete
  7. Huhuhuhu....
    Ringan dan ceria
    Gue tau tuh kynya ini cerita ttg siapa ;)

    ReplyDelete