Monday, May 24, 2010

Zupa Soup yang menggenapkan…

Ditemani salad buah, hot tea, pisang goreng ditaburi keju, aku dan seorang sahabat berbincang. Perbincangan ditutup dengan semangkuk Zupa soup yang disantap bersama, meninggalkan remah-remah pastry di atas meja, mengundang senyum dari para pelayan. Ya, semangkuk Zupa Soup punya ‘cerita sendiri’ yang hanya aku dan sahabatku yang tahu… Pengalaman yang mungkin akan mengundang senyum jika kami mengingatnya.

‘Kebutuhan’ atau ‘kepentingan’, dua kata itu muncul sebagai salah satu kesimpulan, mengakhiri perbincangan kami. Perbincangan yang membahas tentang perasaan, intuisi, analisis, kecenderungan-kecenderungan, dan kemungkinan-kemungkinan berdasarkan perilaku yang terbaca…

Menurut temanku, kebutuhan dan kepentingan adalah dua hal yang bisa mendrive seseorang untuk sampai pada satu keputusan atas apa yang akan dilakukan terhadap hidupnya. Bahwa seringkali, seseorang yang dihadapkan pada pilihan, ‘kebutuhan’ atau ‘kepentingan’ akan mendapati dirinya ada dalam situasi yang tidak sederhana. Pilihan apapun yang akan dimenangkan, akan sangat tergantung pada apa yang menjadi concern dominan dalam pemikirannya.

Kebutuhan…adalah apa yang dibutuhkan oleh seseorang dalam hidupnya. Bisa sesuatu secara fisik, atau sesuatu dalam konteks psikis. Kepentingan adalah apa yang seseorang ‘jaga’ dan coba lindungi. Jika berpijak pada perasaan, seseorang biasanya cenderung memenangkan perasaannya. Sebaiknya, jika berpijak pada realitas, kecenderungan untuk memilih ‘kepentingan’nyalah yang akan menjadi dominan.

Well, well… aku masih butuh waktu untuk mencerna lebih lanjut perbincangan kami. Tapi buatku menyenangkan untuk mencari tahu lebih banyak tentang bagaimana kita dapat memahami orang lain dengan lebih baik. Ya, ini adalah perbincangan ‘psikologi’ yang mencerahkan. Semangkuk Zoupa Soup telah menggenapkan perbincangan yang santai, berisi dan mengisi.

Nice moment…

(12) This is it !!!

Alhamdulillah..batas realitas terjelaskan…
Subhanallah, Allah benar-benar mendengar doaku. Aku berdoa tentang batas realitas dalam batas waktu. Dan inilah yang terjadi, batas realitasku terjawab satu pekan sebelum waktu yang kurencanakan..

Aku sudah membuat statement tentang ini semua…
Kepada Tuhan dan kepada diriku sendiri.
Dan aku…akan menepatinya…
InsyaAllah…

Hatiku menyimpan dan mengingat proses ini dalam cara yang indah
Kututup penggal cerita dalam batas realitasku ini dengan doa untuk semua
Berharap Tuhan berikan yang teraik,
untukmu, dia, dan aku…

Semua dimulai dengan bismilah,
dan berlabuh pada tawakkal.
InsyaAllah…

to be continued

Friday, May 21, 2010

(11) Tuhan memelukku....

Kuberitahu teman, pagi ini tangisku tumpah dalam doa selepas dhuha. Tangis yang sama juga pecah dalam tahajud ku tengah malam kemarin. Ya, aku menangis. Tapi sungguh, teman boleh percaya boleh tidak..tak ada ratapan dalam tangisku…tak ada sesal dalam air mataku… Tangisku penuh damai. Aku merasakan rasa syukur kepada Tuhan memenuhi jiwaku...lepas dan jujur...

Dihadapan Tuhan tak ada yang bisa aku sembunyikan. Hatiku terbaca jelas olehNya. Tuhan Maha Tahu, dan aku menyandarkan diri pada KemahaTahuan-Nya. Tuhan memelukku… itu yang kurasakan sejak awal aku menelusuri ‘rasa’ ini. DIA bersamaku, aku merasakannya!! Aku yakin, jika cinta ini BENAR untuk kami berdua, Tuhan yang akan membuatkan jalannya, menguatkannya, dan mengukuhkannya...

Tak ada sesal dalam hatiku, telah pilih keputusan untuk melangkah dalam rasa cinta ini. Aku menikmati perasaan ini apa adanya. Aku percaya pada rencana Tuhan atas hidupku. Inilah yang kusebut dengan ‘batas realitas’, konsep pemahamanku yang sempat membuat seorang sahabat berpikir bahwa aku seperti seorang peragu.

Well, aku tidak meragu dengan cinta ku padanya. Tidak sama sekali. ‘batas realitas’ adalah batas dimana aku menghormati keputusan pangeranku untuk memilih. Cinta ku ini melepaskan dia untuk memilih siapa pun yang dia yakini. Aku menghormati dia sebagai seorang pribadi yang berproses dengan cara dan keyakinannya sendiri...

Pagi ini…aku bagun tidur dengan hati yang tetap menyimpan rasa cinta untuknya.
Keyakinanku tetap berpijar, sambut semesta kemungkinan untuk hidupku.
Dengan senyum, aku ingin menghadapi rencana Tuhan atas hidupku.
Niatku menggenapkan ikhtiar, InsyaAllah sudah kuupayakan.
dan semesta kemungkinan...sesungguhnya tak pernah usai...

To be continued…

Thursday, May 20, 2010

(10) sudahkah kamu memilih???

Tak ada yang membuatku resah pagi ini ketika aku bangun tidur. Pagi ku sangat indah. Seorang teman mengirimkan sms doa yang indah, terasa ketulusannya di hatiku. Walau sempat mendapat telpon omelan dari atasan yang lagi kena syndrom 'keluhan pagi hari', aku mendapati diriku semangat menapaki hari baru. Bahkan, aku berbagi doa denganmu pagi tadi. Ya, karena pagi tadi indah, dan aku ingin berbagi denganmu...

Siang hari..aku mengerjakan pekerjaanku seperti biasa. Tak ada pertanda akan ada kabar yang membuat 'ciut' hatiku. Sampai sore hari tadi, aku mendapati tulisan di layar komputer....'engaged'... Sesaat aku terdiam...hening... Lalu aku berbisik halus, bicara pada diri sendiri, bilang: Oke... ini bisa benar, bisa juga tidak! Kuputuskan untuk bertanya langsung pada yang bersangkutan...

Tak perlu kubagi detail apa yang kutanyakan, dan bagaimana aku menanyakannya. Samar, aku merasakan, OK! Apakah ini batas realitasku??? Sejak awal aku memulai perjalanan ini, situasi ini adalah salah satu yang kupikirkan sangat mungkin terjadi. Bahwa aku...bukan yang terpilih...

Aku sedih...tapi tidak (mungkin belum) menangis. Well... life must go on!!! Sejak awal aku sudah katakan pada diri sendiri, dan pada teman-teman dalam perjalanan ini: sebelum terjelaskan pada diriku, siapa yang terpilih oleh hatimu, aku akan terus melangkah dalam keyakinanku, dengan ikhtiar dan doa. Ketika kamu sudah memilih...maka aku akan menghormati pilihanmu, tetap menemanimu dengan doa, semoga Allah merahmati dan menyayangimu senantiasa.

Aku tak rencanakan jatuh cinta ini. Buatku, bertemu denganmu, seperti Tuhan memberi nama dan wajah pada do'a-do'aku, tentang seorang pendamping. Sepenuh hati aku ikhtiarkan keyakinanku. Karena aku mengenal diriku tak mudah jatuh cinta. Aku percaya rasa cinta adalah milik Tuhan, yang bisa DIA simpan di hati siapapun yang DIA kehendaki. Perasaan ini adalah anugrah untukku dari Tuhan, dan aku tak ingin menyangkalnya... Sejak aku membuat pengakuan di hadapan Tuhan, hatiku telah memilihmu, dan sampai saat ini, aku masih memilihmu...

Well, Prince... adalah panggilanku untukmu...
so, all i wanna say...be happy my prince...
I do love you and happy to have this feeling for you....
Aku akan belajar untuk tetap bahagia, walau ini tak nyaman untukku
coz...penting untuk hatiku, melihatmu bahagia...

be happy my prince...
Aku berharap dapat berbagi masa depan denganmu,
tapi tak pernah berniat memaksamu
so far...kuanggap inilah batas realitasku...
Aku memilihmu... dan kamu memilih dia...
dan kepada Tuhan..kembali semua urusan...


to be continued...

Wednesday, May 12, 2010

(9) Rindu...Speachless... MATI GAYA!!!!

Teman...kuberitahu hari ini, bahwa jatuh cinta ini sering membuatku berada dalam situasi emosi yang lepas dan tidak terduga. Ya, salah satunya adalah aku sering diserang penyakit rindu. Rindu yang kronis dan akut. Lebay??? Xixixixi.. Gak apa-apa lah..mau dibilang lebay...melankolis... whatever..!!! Everyone has a free opinion about this. Melalui tulisan, aku hanya ingin berbagi kisahku apa adanya...:)

Hiks..hiks... rindu...rindu...rindu....
Ya, inilah situasi rinduku, tak tahu bagaimana sampaikan rindu, lalu speachless... Banyak yang ingin dikata, tapi MATI GAYA!!! Hahahahha... Tobe honest, belum pernah aku ada dalam situasi ini. Dengan cueknya, gak sadar, cool... pangeranku ini sukses mengacak-ngacak hatiku, berhasil menempatkan aku dalam rasa rindu, speachless..lalu MATI GAYA!!! Ckckckckckc... !!!

Well, inilah beberapa side effect dari fall in love yang aku rasakan. Jika rindu sudah semakin akut, yang jadi sasaran tembak biasanya adalah temanku. Tak terhindarkan, jadilah aku korban sempurna untuk sebab tawa terpingkal-pingkalnya. Lalu, dengan senyum menggoda dan wajah sok prihatin, temanku biasanya berkata "Ivy MATI GAYA????, kehabisan KATA???"...wkwkwkwkwkw!!!". Kalau sudah begitu, biasanya aku ikut mentertawakan diri sendiri, lalu kami pun tertawa bersama. Ahhh...teman-temanku, inilah kenapa kusebut cinta ini ceria, lepas, apa adanya, dan membahagiakan aku...

Hmmmmm.... boleh percaya boleh tidak, ingin kukatakan tak ada ratapan sendu dalam rindu ini. Rindu ini 'menyiksa'ku dengan cara yang tetap indah. Dalam banyak 'kasus rindu' yang terjadi, rindu seringkali membawa rasa teduh untuk hatiku, coz... rasa rindu mengajakku untuk semakin banyak berdoa. Ya, do'a adalah penawar rinduku. Dengan doa aku meminta, semoga Tuhan berkenan sampaikan rinduku pada hatinya, melimpahi kemudahan dalam aktivitasnya, meringankan hatinya, dan melindunginya dalam kebaikan, dan menentramkan hatinya...

Dengan do'a, jika Tuhan Berkendak,
aku yakin rinduku sampai pada hatinya...
Semoga... :) :) :)

to be continued...

Tuesday, May 11, 2010

Tabungan Kepercayaan...

Kemarin, menjelang sore, seorang teman datang padaku... tertunduk...lesu... Tidak lama kemudian dia menunjukkan padaku pesan di BB Massengernya, berisi penggal komunikasi dia dengan orangtuanya. Singkat, dia hanya bilang, ingin tahu apa pendapatku tentang apa yang tertulis di pesan BB Massengernya.

Hmmmm... Ini bukan kali pertama, juga bukan kali kedua! Temanku ini sudah berkali-kali mengalami hal yang sama: merasa tidak mendapat kepercayaan dari orang tuanya. Temanku ini merasa bahwa dia sudah dewasa, dapat menentukan pilihannya, dan merasa berhak untuk melakukan sesuatu dengan 'cara'nya sendiri. Aku tersenyum, sambil mencoba memilih kata yang tepat untuk disampaikan kepadanya. Ya, aku ingin memberi tahu dia, mungkin ada hal yang terlupakan oleh dia, yaitu sudahkah dia mengecek 'rekening tabungan kepercayaan'nya??? Ada berapa saldonya??? Masihkah ada cukup saldo untuk dia menarik 'tabungan kepercayaan' dari orangtuanya???

Aku sendiri, dalam interaksi pertemanan kami, merasakan bahwa dia sering 'menarik tabungan kepercayaan' tapi jarang mengisi tabungannya. Saldonya pun menjadi semakin berkurang. Mungkin dia belum paham dengan baik, bahwa kepercayaan adalah sesuatu yang kita tanam dan diupayakan. Kepercayaan bukan sesuatu yang hadir tanpa sebab. Perlu selalu untuk mengecek kualifikasi diri sendiri, sejauh mana kita sudah layak untuk mendapat kepercayaan dari orang lain.

Kadang kita tidak sadar...menuntut terlalu banyak, tetapi lupa untuk menyimpan atau memberi. Inilah salah satu yang mendasari pemikiranku, bahwa sedekah itu bukan memberi tetapi menyimpan. Bahwa arti menjadi 'kaya' adalah bukan pada seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang bisa kita berikan kepada orang lain.

Teman...kemarin sore aku kembali belajar, bahwa penting untuk selalu meningkatkan saldo tabungan kepercayaanku pada orang lain. Pada orangtua, pada keluarga, pada sahabat, rekan kerja...semuanya!!! Menabung kepercayaan berarti kita selalu berusaha menjadi orang yang dapat dipercaya. Jujur adalah jawaban tunggalnya. Jujur bukan berarti sempurna. Jujur adalah sikap apa adanya, dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang melekat pada kita sebagai manusia.

Kepada temanku dan untuk kita semua, aku berharap semoga kita selalu mawas diri untuk mengecek saldo 'tabungan kepercayaan' kita. Semoga Allah mengisi hati kita dengan kebaikan, kekuatan, dan keteguhan untuk senantiasa belajar menjadi orang yang dapat dan layak dipercaya... Seseorang dengan saldo 'Tabungan Kepercayaan' yang banyak!!! Sehingga, kita menjadi orang yang 'kaya', luas hati untuk mempercayai orang lain, sekaligus layak untuk dapat dipercaya! Semoga... :)

Monday, May 10, 2010

(8) Mengalir tenang...

Apa kabar teman? Lama tak bersua dalam kata dan cerita...
Sesungguhnya, bukan tak ada cerita mengalir... hanya ingin berhenti sejenak, dalami rasa syukur kepada Tuhan, enjoy every moment. Ya, aku ingin sejenak resapi sunyi, nikmati perjalanan cintaku apa adanya...dalam aliran yang tenang, sejuk, dan damai...

Teman...seperti yang pernah kusampaikan sebelumnya, dalam sunyi perbincangan dengan Tuhan aku mengolah 'rasa' ini. Dengan doa dan keyakinan, aku memulai perjalanan ini. Dengan kesungguhan ikhtiar, aku telusuri proses ini... Hanya dengan satu kalimat singkat aku ingin merangkum perjalanan proses ini, yaitu: mengalir dengan tenang...

Aku tak katakan bahwa hatiku senantiasa dalam keadaan prima jalani proses ini. Ada banyak 'warna rasa' dalam proses ini. Ada saat hatiku terasa dicubit, menyadari bahwa he still in relationship with someone. Ada banyak moment aku menangis terharu, bersyukur mendapati cinta ini ada dalam hatiku. Ada banyak situasi dimana aku speachless, tak tahu apa yang mesti dikata. Ada saat dimana aku mentertawakan diri sendiri, karena tanpa sadar sering senyum-senyum sendiri, bertingkah tak biasa, dan masih banyak moment lainnya... Semuanya melengkapi jiwaku dengan keindahan.

Well, tidak ada yang sempurna. Namun, ingin kukatakan, bahwa dalam ketidaksempurnaannya, cinta ini telah sempurna untukku. Aku tidak mencari yang lebih dari ini. Jika takdir sebatas pilihanku, maka aku sudah menetapkan pilihanku. Ruang yang tersisa dalam proses ini, adalah pilihan dia, dan keputusan Tuhan atas pilihan kami.

Aliran ini adalah perjalanan kisahku,
kisah yang akan terus mengalir,
mengalir dengan tenang...
InsyaAllah :)

to be continued...