Kemarin, menjelang sore, seorang teman datang padaku... tertunduk...lesu... Tidak lama kemudian dia menunjukkan padaku pesan di BB Massengernya, berisi penggal komunikasi dia dengan orangtuanya. Singkat, dia hanya bilang, ingin tahu apa pendapatku tentang apa yang tertulis di pesan BB Massengernya.
Hmmmm... Ini bukan kali pertama, juga bukan kali kedua! Temanku ini sudah berkali-kali mengalami hal yang sama: merasa tidak mendapat kepercayaan dari orang tuanya. Temanku ini merasa bahwa dia sudah dewasa, dapat menentukan pilihannya, dan merasa berhak untuk melakukan sesuatu dengan 'cara'nya sendiri. Aku tersenyum, sambil mencoba memilih kata yang tepat untuk disampaikan kepadanya. Ya, aku ingin memberi tahu dia, mungkin ada hal yang terlupakan oleh dia, yaitu sudahkah dia mengecek 'rekening tabungan kepercayaan'nya??? Ada berapa saldonya??? Masihkah ada cukup saldo untuk dia menarik 'tabungan kepercayaan' dari orangtuanya???
Aku sendiri, dalam interaksi pertemanan kami, merasakan bahwa dia sering 'menarik tabungan kepercayaan' tapi jarang mengisi tabungannya. Saldonya pun menjadi semakin berkurang. Mungkin dia belum paham dengan baik, bahwa kepercayaan adalah sesuatu yang kita tanam dan diupayakan. Kepercayaan bukan sesuatu yang hadir tanpa sebab. Perlu selalu untuk mengecek kualifikasi diri sendiri, sejauh mana kita sudah layak untuk mendapat kepercayaan dari orang lain.
Kadang kita tidak sadar...menuntut terlalu banyak, tetapi lupa untuk menyimpan atau memberi. Inilah salah satu yang mendasari pemikiranku, bahwa sedekah itu bukan memberi tetapi menyimpan. Bahwa arti menjadi 'kaya' adalah bukan pada seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang bisa kita berikan kepada orang lain.
Teman...kemarin sore aku kembali belajar, bahwa penting untuk selalu meningkatkan saldo tabungan kepercayaanku pada orang lain. Pada orangtua, pada keluarga, pada sahabat, rekan kerja...semuanya!!! Menabung kepercayaan berarti kita selalu berusaha menjadi orang yang dapat dipercaya. Jujur adalah jawaban tunggalnya. Jujur bukan berarti sempurna. Jujur adalah sikap apa adanya, dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang melekat pada kita sebagai manusia.
Kepada temanku dan untuk kita semua, aku berharap semoga kita selalu mawas diri untuk mengecek saldo 'tabungan kepercayaan' kita. Semoga Allah mengisi hati kita dengan kebaikan, kekuatan, dan keteguhan untuk senantiasa belajar menjadi orang yang dapat dan layak dipercaya... Seseorang dengan saldo 'Tabungan Kepercayaan' yang banyak!!! Sehingga, kita menjadi orang yang 'kaya', luas hati untuk mempercayai orang lain, sekaligus layak untuk dapat dipercaya! Semoga... :)
No comments:
Post a Comment