Monday, April 5, 2010

Sudut yang Mulai Pengap...

Apakah sulit berbeda tanpa menghujat? Apakah sulit tak sependapat tanpa saling merendahkan satu sama lain? Aku percaya bahwa dunia menjadi indah dengan keragamannya. Dan hampir semua orang meyadari dan mengakui itu. Tapi mengapa??? ketika dihadapkan pada perbedaaan, justru sikap antipati yang dikedepankan??? Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, tanpa mengabaikan sekelilingku. Harapanku atas diriku, dan harapan lingkungan atas diriku….adalah dua hal yang aku harap dapat aku selaraskan.

Pagi ini suasana terasa sunyi dalam hatiku…
Di lingkungan terdekat, aku banyak menemukan ketidaksepahaman. Aku bukan sok penting berpikir bahwa dalam situasi tersebut aku menempati porsi yang penting. Aku bukan siapa-siapa dalam hal ini. I’am no body for them... Tapi itu tidak berarti aku tidak menghargai diriku sendiri. Aku hanya berharap dapat bersikap proporsional dalam hal ini. Tidak sesiapapun yang aku bela, atau aku agungkan. Demikian pula sebaliknya, tidak sesiapapun yang aku deskriditkan. Alhamdulillah..sampai dengan saat ini, aku melihat ini sebagai satu proses dinamika kehidupan, yang menawarkan banyak hikmah dan pelajaran..andai saja aku berkenan untuk tidak sekilas memikirkannya. Dan aku sedang berusahan untuk melakukan itu semua.

Kecerdasan karena ilmu, bukanlah modal untuk berbuat tidak baik kepada sesama. Kecerdasan seseorang selayaknya menjadi penuntun untuk sebuah kearifan dalam berpikir dan menerima perbedaan. Ilmu adalah milik Allah, dan DIA titipkan kepada siapapun yang DIA kehendaki. Sungguh tak tahu malu, jika titipan yang DIA selendangkan pada kita, justru kita gunakan untuk mendurhakai-Nya. Dan aku percaya kepada apa yang namanya hari pembalasan, yaitu hari dimana semua dipertanggungjawabkan. Mengingat ini, semoga membuatku semakin berhati-hati dalam menjalani hidup.

Situasi yang kini sedang berjalan dihadapanku, adalah satu paket konsekuensi yang harus aku terima buah dari serangkaian keputusan atau pilihan yang sudah aku ambil. Mengungkapkan ini, bukan berarti aku menyesal dengan apa yang sudah aku putuskan. Sama sekali tidak!. Aku mengemukakan ini untuk kembali menyegarkan ingatanku, bahwa penting bagiku untuk mengevaluasi dan mengkaji ulang setiap proses yang dilalui. Dengan demikian, aku berharap menjadi orang yang senantiasa belajar dari siapapun, apapun, kapanpun, dan dimanapun…

Ada banyak kotak-kotak kepentingan yang kini sedang bermain. Sepeti kata Emha Ainun Najib, hidup dengan prasangka buruk, sungguh hanya akan membuat resah hati. Dari semua frgamen ini, satu hal yang perlu aku waspadai adalah diriku sendiri. Apakah aku turut bermain kepentingan? Menghitung situasi hanya berdasar rujukan seberapa besar manfaatnya untuk diri pribadi? InsyaAllah tidak! Aku tidak mau hidup diperbudak oleh keinginan diri sendiri! Nafsu! Serakah! TIDAK!!!

Yang aku inginkan adalah hidup yang damai, ringan, dan penuh makna. Bermanfaat lebih banyak bagi tegaknya kalimat Allah dalam setiap peran yang Allah berikan untukku. Karena itu, aku mencoba merangkum doa untuk dipanjatkan kepada Allah, hanya dalam satu kalimat yang tidak terlalu panjang. Kepada Allah...”Aku mohon diluaskan hatiku untuk menerima apapun yang Allah hadapkan kepadaku. Ikhlas..dan terus bersyukur”. Betapa indah hidup tidak banyak menuntut, tapi selalu segar dalam semangat berbuat yang terbaik. Argo Allah tidak pernah salah dalam mencatat. Sepanjang hati diniatkan lurus, perilaku ditata lurus, insyaAllah...pertolongan Allah bukanlah sesuatu yang jauh untuk dicapai.

2 comments:

  1. hmmmmm... kesabaran & ikhlas tuh modal utama dlm ngadapi situasi seperti ini.. ketika kita bisa melewati semuanya, akan sangat lega perasaan kita.. i just did and already passed all of it ;p and i'm realy thankful to HIM... just keep up the godd work... keep the spirit ;)

    ReplyDelete
  2. Gue suka semangat yg loe hadirkan dlm tulisan ini.
    Kl lbh diperhalus akan lbh "kena" lg buat gue...
    Maafkan...msh jd manusia biasa yg malas berpikir :P

    ReplyDelete