Beberapa teman menanyakan kelanjutan dari kisah ‘to be continued’. Yah, sudah lama aku tak memberi kabar tentang 'Esprit Glow'. Bukan tak ada kisah, bukan tak ada berita… Sebelumnya sudah ada beberapa penggal 'rasa' yang ingin kubagi. Namun kemudian seringkali tertunda karena rutinitas kesibukan, ketidakmampuan mengalahkan rasa malas, hingga cerita hanya sebatas menari-nari dalam benak, tak 'terikat' dalam bentuk tulisan. Tapi kali ini, aku tak terbendung untuk berbagi... Kisah ini telah menjadi semakin berarti bagiku, dan aku ingin berbagi 'keberartian' ini dengan teman-teman semua... ;)
Kuberitahu teman, Tuhan kembali menunjukkan keramahanNya padaku. Aku dipertemukan dengan seseorang yang istimewa. Dikenalkan oleh sahabat yang juga istimewa, kami saling menyapa. Sapa kenal ringan yang kemudian beranjak menjadi perbincangan yang mencerahkan. Lalu, pada satu pagi, datang melalui gerakan hati yang tak kumengerti, tapi aku ikuti dengan sadar, aku mengirim pesan kepada dia, mengajaknya untuk berkenan berbagi kebeningan doa bersamaku...dalam kisah hatiku...
Sebagaimana yang teman ketahui, aku jatuh cinta pada pangeranku. Dan aku sangat ingin mengenali 'cinta' ini dalam bentuknya yang paling murni. Aku ingin dapat membedakan, apakah 'benar' aku jatuh cinta, atau 'aku pikir' aku telah jatuh cinta??. Apakah rasa ini adalah 'cinta' yang sebenarnya? atau obsesi yang sedang menyamar dalam bentuk cinta.. Satu persatu, aku akan kembali mengurai dan mengenali proses ini pada setiap serpih 'rasa'nya, hingga melebur menjadi hakikat...murni; nyata; real; bukan semu; bukan prasangka; bukan kehendak buta...
Hati adalah 'titah' Tuhan dalam dada setiap manusia. Nurani hanya bersahabat dengan setiap hal yang murni. Pikiran, seberapapun 'canggih' dan 'intelektual' terlihat, tak kan pernah mampu menterjemahkan 'hati'. Suara hati adalah kebenaran sederhana, saking sederhananya, hingga kadang kita tak mampu mengenalinya lagi… “Mungkin karena kita terlalu banyak berpikir, sehingga lambat laun semakin ‘kebas’ dalam merasakan”, itulah yang temanku katakan perihal sederhananya metode 'doa' ini, namun begitu banyak orang yang justru sulit untuk melakukannya. Kini, seperti layaknya pencari emas, mendulang serpih-serpih halus biji emas, memisahkannya dari debu dan pasir tak bernilai, aku pun sedang menikmati saat-saat memisahkan emas dari apa yang bukan emas. Menjernihkan doa...
Doa dalam bentuknya yang paling dasar adalah 'pengakuan' atas apa yang sudah 'ada'. Tuhan sudah berbicara pada jiwa kita bahkan sebelum kita dilahirkan, karenanya, jiwa sudah menyimpan semuanya. Apapun bentuk 'rasa' itu: harapan, keyakinan, kebahagiaan, kelepasan, keringanan, kekhawatiran, kecemasan, ataupun ketakutan, cukup bagiku untuk 'merasakan', 'menerima' lalu menyerahkanNya kepada Tuhan. Tak perlu memberi definisi atau istilah pada setiap 'rasa', karena sekali lagi, pikiran tak kan pernah mampu.That's what my friend told me, and i'am still working on it.
well, kemanakah akan mengarah semua proses ini???
just let it be... let it go... hand it over to GOD ...
satu hal yang jelas bagi hatiku, sekali lagi, untuk yang kesekian kalinya,
aku merasakan Tuhan sedang tersenyum padaku... :)
To be continued….
Like this...
ReplyDeleteTuhan selalu punya bayak cara untuk menunjukkan kebesaranNya
Gue yakin rencana Tuhan begitu indah untukmu, untukku dan untuk semua makhluk ciptaanNya
Akal/pikiran tdk akan pernah sanggup untuk memproses semuanya.. Apalagi bila sumber informasi itu diperoleh dari persepsi terhadap sesuatu. Persepsi diperoleh dari indra...dan indra tll sempit + sederhana untuk menangkap byk hal..
Halah...knp jd kemana2 gini ya??
Maaf Vy, jd nyampah..kl lg galau gue suka error wakakakakaka
mbae....
ReplyDeletetetaplah jaga kemurnian emas itu, karena itu yang paling berharga.....
i like this... i changes my though....
Keep the spirit and reality equal
ReplyDelete