Wednesday, September 29, 2010

(22) Words for her...

Walau kita tak (mungkin belum) saling mengenal dalam ruang fisik, aku yakin kau merasakan ‘sesuatu’ tentang hadirnya aku dalam lingkungan pertemanan kekasihmu. Aku sudah merasakan dan meyakini itu bahkan sebelum kau menemukan fakta tentang 'kebenaran' cintaku pada kekasihmu. Berlatar belakang hubungan yang sudah berjalan bilangan tahun, kebersamaan yang telah terangkai dalam berbagai kisahnya, juga ‘keterikatan’ dan ‘keterhubungan’ emosional satu sama lain di antara kalian berdua... adalah sangat wajar ketika kepekaan dan intuisi mu mengatakan ada 'sesuatu' tentang aku.

Saat kamu khawatir dengan “kebenaran” tentang cinta dan keyakinanku pada kekasihmu, bagiku adalah reaksi yang wajar. Aku hanya berharap semoga kekhawatiran itu tidak menenggelamkanmu dalam prasangka, kebencian dan juga amarah, baik pada kekasihmu, juga padaku. Menerima hadirku sebagai suatu ancaman, sungguh hanya akan membuat hatimu lelah dan terbebani, dan rasanya akan sangat tidak nyaman untuk dirimu sendiri. Kau tidak perlu melewati semua ketidaknyamanan itu jika berkenan memilih untuk merangkul semua realitas ini dalam damai.

Sungguh tak perlu merasa khawatir ketika kau yakin bahwa kekasihmu ada bersamamu, dan kau mempercayainya!!! Kaulah yang saat ini terpilih. Percayalah, sesuatu yang memang sudah Tuhan tetapkan untukmu, tak akan pernah bisa teralihkan pada siapapun. Begitu pula jika sesuatu telah ditetapkan Tuhan bukan untukmu, maka kau pun tak kan pernah bisa mencegahnya untuk teralihkan. Siapapun tak bisa membantah dan mengingkari kenyataan, bahwa Takdir adalah misteri dan kuasa Tuhan.

Tetap jujur kukatakan, bahwa aku dalam rasa cinta yang semakin teguh untuk kekasihmu. Sekali lagi, cinta ini tak menuntut apapun atau siapapun untuk membuatnya ‘ada’. Cinta ini akan bergerak dan mengalir sesuai kodratnya, yang dalam perjalananannya, mungkin akan melukai atau membahagiakan seseorang. Seseorang itu bisa berarti siapapun. Saat ini, fakta jelas berkata bahwa dia memilihmu, bukan aku. Karenanya, jika kau benar mencintai kekasihmu, jadilah cinta yang sebenar-benarnya untuk dia, dan berbahagialah bersama cinta itu.

Di masa depan.. entah kapan itu … esok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau bahkan tahun depan… akan terjawab semua teka-teki Takdir ini. Aku yakin semua ini akan menemukan ‘ujung’nya. Dan selama Tuhan belum memutuskan kehendakNya, setiap dari kita bertiga punya peluang yang sama untuk berikhtiar, memilih, dan memutuskan.

Atas nama cinta yang kita miliki,
dengan ruang istimewa yang sudah kau miliki bersama kekasihmu...
juga aku dengan harapan dan keyakinanku atas pangeranku...
mari kita berjuang dengan cara kita masing-masing.
Berjuang dengan cara yang baik, tanpa melukai arti dari kebaikan itu sendiri.

semoga kita dapat saling mengerti...

to be continued...

3 comments:

  1. ketika emosi mengalahkan segalanya, maka akal sehat dan logika menjadi tak berarti.... i've been there before *winkkkkk*

    ReplyDelete
  2. Bukanlah segudang pengalaman hidup yg membuat manusia memiliki kematangan dalam berpikir dan bertindak, tetapi tindakan belajar menjalani setiap kegagalan, untuk menjalani kegagalan berikutnya.
    Semoga yg sedang diliputi amarah,segera disadarkan atau penyesalan akan menghantui hidupnya. Mari saling mendoakan :-)

    ReplyDelete
  3. Semoga "ketakutan" dan "kemarahan" tidak menjadi ancaman bagi "keseimbangan" dlm diri

    ReplyDelete