Thursday, July 22, 2010

Lepas....

Jum’at, 16 Juli 2010…menjadi hari besejarah untuk saudara terkasihku. Simpul yang sudah terikat selama kurun waktu mendekati satu dasawarsa, sedang menapak ke ujung keputusan: saling melepaskan. Dari kabar yang dibagi denganku, “kata pamit’ mengalir dalam jujur. Isak tangis tak terhindarkan. Berat tuk melepaskan, tapi terlalu amat sedikit titik temu untuk tetap saling mengikat. Lepas…

Menyeruak dalam ingatan, kurang lebih 9 tahun yang lampau, janji setia saling mengikat diucap sadar, diiringi doa, senyum, dan tawa bahagia. Tersimpan jelas dalam ingatanku, bagaimana hatiku bergetar sesaat setelah kata ‘sah’ diucapkan oleh saksi, diikuti seruan barakallah dari sanak keluarga dan teman terdekat. Babak baru telah dimulai. Ikatan telah dikukuhkan di hadapan Tuhan. Pelupuk mataku hangat oleh air mata yang menetes halus. Turut berbahagia, Ada khawatir terselip…sesuatu yang tak ingin kupupuk dengan prasangka hati, serahkan pada Tuhan, semoga ‘ikatan’ kekal dunia akhirat…

Waktu berlalu, bawa cerita, warnai ‘ikatan’ dengan ragam kisah dalam ‘rasa’
Bahagia, pahit, manis, getir, harapan, kekecewaan…
Satu persatu…silih berganti…

Aku memang berada di luar ‘ikatan’ itu. Tapi pada beberapa peristiwa penting dalam perjalanan ‘ikatan’ mereka, aku ada disana. Ketika tangis pecah, kesabaran diuji, harapan diusung, kekuatan dibangun, retak disambung, hati dikuatkan, kepercayaan dijaga, dst..dst..dst…. Dia mengizinkan aku untuk ada bersamanya pada saat-saat yang sulit, menjadi pendengar untuk kesah, berbagi kata untuk saling menguatkan, berbagi ketenangan untuk senyum optimis yang ingin tetap mengembang… Dalam berbagi dan terbaginya kisah denganku, aku belajar banyak hal…

Atas nama cinta mereka mengikatkan diri satu sama lain, dan atas dasar cinta pula mereka memutuskan untuk melepaskan ‘ikatan’. Sedih tak terhindarkan, tapi lega, kuyakin menyelimuti jiwa saudara terkasihku. Aku yakin, jatuh bangun ‘rasa’ ini telah sampai pada titiknya yang teduh dan jernih, InsyaAllah. Pada saudara terkasih, aku merasakan keringanan dalam nada suaranya, optimis pada pilihan katanya, tenang dalam langkahnya, dan senyum dalam kelepasan. Dia berhasil melewati proses ini!!! Terima kasih Tuhan…

Palu hukum memang belum diketuk, tapi hati telah memutuskan. Sesaat setelah kabar kuterima dari seberang lautan, melalui sms kukirim pesan singkat padanya “I Love u sista…”, yang dia jawab singkat pula dengan “Love u to sis..”. Tuhan, betapa aku mencintai saudaraku ini. Mohon padaMu Ya Tuhan…gantilah…gantilah apa yang sudah terlepas dari sisinya, dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Pengalaman ini kuyakin telah ‘mengisi’ jiwanya, membawanya pada nilai-nilai kebajikan, ketangguhan, dan keberserahan terhadap kehendakMu.

Cinta yang pernah hadir dan masih hadir di antara mereka masih menyala…
tapi nyala itu ternyata tak cukup kuat untuk terangi tapak-tapak jalan masa depan
“pijakan’ yang berbeda menjadikan masing-masing punya ‘pagar’ yang berbeda
titik yang bersimpangan, sulit bertemu, hingga akhirnya memutuskan,
yang terbaik untuk semua, adalah saling melepaskan…
Lepas…

Kedai Wungu, 21 Juli 2010
Untuk Saudara Terkasihku,
Semoga Tuhan selalu memelukmu dalam kasih sayangNya.
Love u always…

1 comment: