Let me ask u my friends “have you in love?”. Katakan padaku bagaimana rasanya teman? Kuyakin kau tak punya cukup kata untuk bisa menggambarkan utuh apa yang dirasa. Kata tak kan pernah bisa utuh menceritakan ‘rasa’. Di tengah keterbatasan kosa kata, kita pun akrab menamai rasa yang tak bisa dijelaskan itu dengan “cinta”. Cinta yang seringkali muncul pada waktu tak terduga, dengan cara yang tak terpahami, menabrak logika, hanya mampu dirasakan, tak ternamai…
Kepada diriku sendiri sering kukatakan “everything has it own process”. Pemahaman yang membuatku tetap optimis tentang masa depan. It’s not easy for me to fall in love, and now, Tuhan mengizinkan aku jatuh cinta dengan ‘situasi tertentu’. Never expected, cintaku justru berlabuh pada seseorang yang sudah melabuhkan hatinya pada orang lain. Yes my friend, I fall in love with someone’s lover. Posisiku jelas tidak menguntungkan. Risiko patah hati seperti sedang tersenyum simpul menungguku di akhir kisah ini. Senyum yang seakan berkata padaku, “just step back and left behind all of this feeling…”.
Well…I’am not step back!!!
Pangeranku…jika suatu saat kau membaca tulisanku ini, please, kumohon kamu tidak dalam prasangka bahwa aku tak menghormati substansi pembicaraan terakhir kita tentang ‘rasa ini’. Aku ingat mengatakan padamu akan menghormati keputusanmu. Aku masih dalam posisi hati menghormati pilihanmu, I do still in that commitment!. Just like I told u before, melihatmu bahagia, itu penting untuk hatiku, walau itu berarti mungkin aku akan berhadapan dengan kenyataan bahwa bahagiamu bukan bersamaku. Decision to stay forward bukan karena aku memaksamu atau mendikte Tuhan dengan doa-doaku. I just want to continue my life without leaving a question “what if I try???”. Coz, tugasku adalah untuk mencoba, bukan untuk berhasil!.
Bahwa jawabmu yang mengatakan akan tetap dalam komitmen sebagai sahabat denganku, memang memberi batas pada gerak ikhtiar horizontalku. But forsure, tak ada yang bergeming dengan gerak ikhtiar vertikalku. Kamu dan aku belum terikat pernikahan. Memintamu kepada Tuhan, bukan sesuatu yang diharamkan. Kamu sudah membuat keputusan, aku pun demikian. Sekarang, biarkan Tuhan yang memutuskan semuanya. Tidak ada yang lebih memahami kita selain DIA.
Kamu bilang padaku akan berdoa kepada Tuhan agar mengirimkan kepadaku pangeran yang jauh lebih baik darimu. Bagiku, doamu bisa jadi akan mendekatkan seseorang kepadaku, atau justru akan mendekatkan kamu kepadaku. Coz, bisa jadi kamulah pangeran yang Tuhan maksudkan untuk hatiku. Sederhana bagi hatiku, jika kamu ingin mendapatiku sebagai seorang sahabat, maka aku akan tetap ada disisimu sebagai salah satu sahabat terbaikmu. But if u have a different feeling for me, ketahuilah, bahwa sampai detik ini aku masih di tempat yang sama ketika mengatakan “I fall in love with you…” .
PadaMu Tuhan…
Please take this feeling over to YOU …
I accept this situation, and hand it over to YOU…
Kecuali atas izinMu, tak ada yang bisa membatalkan rasa cinta ini…
To be continued...
Haduh...emang ya si "rasa" ini tuh tll sederhana bagi yg berpikir sederhana. Tp jg bs jd kompleks bagi yg byk berpikir hehehehe
ReplyDeleteerg luek!!
ReplyDelete