Tuesday, April 26, 2011

Salahkah cara kami ???

Aku lahir, hidup, dan berkembang dalam keluarga yang demokratis. Sejak kecil kami terbiasa dan dibiasakan untuk terbuka, belajar saling mendengarkan dan menerima satu sama lain. Keluarga kami hangat, penuh pelukan. Banyak masalah dalam berbagai skala besarannya, telah menjadi bagian dari kami berproses untuk menjadi lebih kuat dan tangguh sebagai satu keluarga yang utuh. Kami telah 'dilukai' dan mungkin juga telah 'melukai' orang lain. Seperti yang sedang terjadi saat ini....

'Kabar' itu telah melukai keluarga kami. Papa.. mama... walau fisik mereka terlihat santai dalam senyum kasihnya, aku tahu, hati mereka telah dirobek oleh kenyataan yang tidak diharapkan ini. Tapi semua sudah terjadi. Membicarakan yang sudah terjadi, hanya akan menghabiskan energi untuk menyesali, meratap, lalu berujung saling menyalahkan. Hidup adalah kedepan. Memperbaiki yang kurang baik, menyempurnakan yang sudah cukup baik, lalu membiasakan yang sudah baik.

Kami pun duduk bersama. Setiap orang mendapatkan kesempatan untuk 'bicara' bagaimana solusi akan diambil untuk menyikapi masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Kami mencoba 'adil' pada pihak yang telah berperan besar pada eksekusi kesalahan dengan mengedepankan kasih sayang sebagai semangat solusi.

Tapi....
Aku dirundung tanya yang semakin menajam.
Telahkah kami salah menyikapi ini semua???

Untuk saudaraku tersayang...
Adakah kamu memahami dan mengerti maksud kami?!
Bahwa ketika kehangatan kelurga tak berkurang untukmu, bukan berarti keluarga membenarkan perbuatan salahmu. Apakah sungguh kau telah belajar dari kesalahanmu???
Sungguh, aku khawatir 'pengertian' kami dipahami sebagai pemakluman. Bukan! Bukan pemakluman!!! Yang salah tetap salah. Kami hanya menyayangimu tanpa syarat.

Kejadian ini telah menjadi catatan hitam, baik bagimu, hidupmu, juga keluarga.
Tetapi bukan berarti catatan kita tidak bisa bisa menjadi bersih kembali.
Semua ini adalah kesalahan, tetapi bukan berarti tidak bisa diperbaiki.

Tapi...
Apakah kamu paham ???
Melihat senyummu...caramu...sikapmu...
Jujur, aku ragu.

Tuhan, ampuni kami.

No comments:

Post a Comment